Laporan Jurnalis Tribun Ambon.com, Silmi Sirati Suailo
MASOHI,TRIBUNAMBON.COM - Terlambatnya input rekam medik dari dokter berpengaruh ke proses pengajuan dan pembayaran klaim BPJS Kesehatan RSUD Masohi.
Demikian ungkapan Wakil Ketua DPRD Maluku Tengah, Arman Mualo dalam forum Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IV DPRD Maluku Tengah, Senin (16/6/2025) lalu.
Ia menilai ada unsur kesengajaan atau sabotase yang coba dilakukan oknum dokter.
Baca juga: Ternyata, Pemborosan Pengadaan Obat Akibatkan Utang RSUD Masohi Mengendap Capai Rp. 4 Milyar
Baca juga: Potensi Hujan Lebat, Petir dan Angin Kencang, BMKG Maluku Keluarkan Peringatan Dini
"Jangan sampai ini unsur kesengajaan, saya juga bahwa tidak ada handscom kok bisa? Ini ada kepentingan apa? ini tidak steril rumah sakit, Direktur dicari-cari kesalahan," ketusnya.
Ketua DPC PKS itu juga mengatakan, dokter-dokter melakukan pelanggaran sebagai ASN karena Surat Izin Praktik (SIP) digunakan di rumah sakit lain (baru) protes. Sebagai ASN lingkup kabupaten harus ditertibkan.
Sehingga ia menyarankan, jika hutang obat karena klaim BPJS terlambat, maka harus ada subsidi silang anggaran Pemda. Disampaikan, klaim BPJS perlu menjadi perhatian manajemen RSUD Masohi.
"Coba koordinasi dengan TAPD. Dalam situasi transisi ini harus ada subsidi anggaran Pemda agar kebutuhan obat bisa terpenuhi," ungkap Mualo.
Wakil rakyat itu menyebut, terkait sistem informasi manajemen rumah sakit (SIM RS) sudah saatnya diterapkan di RSUD Masohi, karena berhubungan dengan pengelolaan proses bisnis pelayanan kesehatan di rumah sakit.
"Kalau misal sistem ini jalan, tidak ada alasan terlambat BPJS akibat rekam dokter," bebernya.
Ia juga mendorong agar pihak rumah sakit mengupayakan tahun ini SIM RS harus diberdayakan. Jika kekurangan komputer di ruangan-ruangan, dirinya meminta agar bisa diadakan.
Baca juga: Pembina AMDAL: Ada Oknum Pejabat Maluku Terima Uang Pelicin Ratusan Juta dari Bos PT Batulicin
"Agar menghindari keterlambatan rekam medik pelaporan dan sebagainya," tambahnya.
Politisi itu juga menyinggung soal pasien yang dirujuk karena rusaknya alat CSSD.
"Saya khawatir jangan sampai ada unsur sabotase karena ditakutkan membangun persepsi bahwa ada yang menyudutkan direktur lewat manajemen rumah sakit," pungkas Mualo. (*)