Tambang Emas Gunung Botak

Tragedi Berulang, Presma Fisip Unpatti Minta Tambang Ilegal Gunung Botak Ditutup

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

GUNUNG BOTAK - Korban meninggal dunia akibat longsor dievakuasi dari lokasi tambang emas ilegal Gunung Botak, Namlea, Maluku, Sabtu (8/3/2025).

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Jenderal Louis

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Aktivitas di tambang emas ilegal Gunung Botak, Kabupaten Buru, diduga menjadi penyebab terjadinya tanah longsor.

Presiden Mahasiswa Fisip Unpatti, Amidan Rumbouw,
berharap agar pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten untuk segera melakukan monitoring dan evaluasi lebih rinci atas keberadaan tambang tersebut.

"Pemerintah daerah jangan tinggal tinggal diam. Tanpa langkah menyeluruh, tragedi di Gunung Botak akan terus berulang, menambah panjang daftar korban akibat lemahnya pengawasan dan ketegasan hukum,"ucap dia kepada TribunAmbon.com, Minggu (9/3/2025).

Lanjutnya, aparat penegak hukum pun harusnya menertibkan aktivitas tambang ilegal untuk mencegah terjadinya bencana longsor.

Baca juga: BEM Maluku Desak Kapolres Buru Dicopot Usai Insiden Longsor yang Tewaskan 7 Orang di Gunung Botak

Karena itu menurutnya,  kinerja Kapolres Buru AKBP Sulastri Sukidjang dianggap gagal dalam melakukan pengawasan dan penindakan.

Kelemahan pengawasan kat terlihat jelas dari terusa dia,  beroperasinya tambang ilegal, meskipun telah berulang kali ditutup oleh pihak berwenang. 

Para penambang dengan leluasa kembali bekerja, mengabaikan tindakan tegas yang telah dilakukan sebelumnya. 

Hal ini menimbulkan dugaan kuat adanya kelalaian, bahkan pembiaran, dari aparat kepolisian setempat.


"Sebagai pemimpin kepolisian di daerah rawan seperti Buru, seharusnya Beliau memiliki strategi yang lebih efektif untuk memastikan tambang ilegal tidak beroperasi lagi. Namun, tragedi yang terus terjadi menunjukkan bahwa upaya penegakan hukum masih jauh dari kata berhasil," ujarnya.

Rumbouw menduga, lemahnya pengawasan ini bukan hanya disebabkan oleh keterbatasan sumber daya, tetapi juga adanya potensi keterlibatan oknum aparat dalam melindungi aktivitas ilegal tersebut. 

"Bagi saya, ini yang harus diselidiki lebih lanjut oleh pihak yang berwenang, mengingat dampak negatif tambang ilegal tidak hanya menyebabkan korban jiwa, tetapi juga merusak lingkungan secara masif," tegasnya.

Masyarakat dan wakil rakyat di DPRD maupun DPR RI didesak untuk mendesak kepolisian agar bertindak lebih serius. 

"Jika kepemimpinan Kapolres saat ini terbukti tidak mampu mengendalikan situasi, maka sudah sewajarnya ada evaluasi dan bahkan pergantian posisi agar ada pemimpin baru yang lebih tegas dalam menindak aktivitas ilegal. Tanpa langkah konkret, Gunung Botak akan terus menjadi kuburan bagi para penambang dan bencana ekologis bagi masyarakat sekitar," lanjut Rumbouw.

Diberitakan, bencana longsor kembali menelan korban jiwa di kawasan tambang emas ilegal Gunung Botak, Namlea, Maluku. 

Halaman
12

Berita Terkini