Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Jenderal Louis
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Hari Perempuan Sedunia yang jatuh pada tanggal 8 Maret 2025 dirayakan dengan cara unik oleh sekelompok anak muda di Kota Ambon.
Mereka menggelar kegiatan Silent Reading Book Talk (SRBT) yang dikemas dengan nama 'Ngabuburead', membaca buku dalam diam sambil menunggu waktu berbuka puasa.
Kegiatan ini berlangsung pada Sabtu sore, sekitar pukul 16.00 WIT, di kafe Pos Kopi yang berlokasi di kawasan Farmasi Atas, Lorong Sekot, Negeri Urimeseng, Kota Ambon.
Kafe sederhana yang dikelilingi pohon gaharu itu berlokasi sekitar 10 menit dari pusat kota.
Para peserta duduk melingkar dan membaca buku yang mereka bawa dari rumah masing-masing.
"Silent book read ini kami lakukan dalam perayaan Hari Perempuan. Buku-buku yang dibaca adalah yang dari penulis seorang perempuan atau yang mengangkat sudut pandang dan pengalaman perempuan," ungkap Koordinator Silent Book Club, Elnino Fofid, usai kegiatan.
Selama lebih dari satu jam, para peserta membaca dengan saksama dalam suasana yang tenang dan menghanyutkan.
Mereka seolah-olah menyelami dunia penulis dan larut dalam bacaan.
Kegiatan ini sengaja digelar di luar ruangan, di tempat yang teduh dan jauh dari kebisingan, agar peserta dapat lebih fokus dan mendalami bacaan.
"Setiap SRBT pasti di tempat-tempat yang teduh, senyap, supaya bisa konsentrasi dan lebih mendalami bacaan," ujar Elnino.
Pemilihan lokasi, yaitu Pos Kopi, dinilai sangat penting untuk mendukung kegiatan ini.
"Katong pilih di Pos Kopi karena teduh. Dia ada di tengah permukiman tapi banyak pohonnya dan sangat tenang. Itu cocok dengan kegiatan ini. Biar lebih fokus dan lepas dalam mengartikan maksud penulis dalam bukunya," tuturnya.
Beragam buku dibaca dalam kegiatan ini, antara lain kumpulan puisi "Kadang Rumah Tak Memberimu Pulang" karya Theoresia Rumthe, karya-karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie.
Ada juga buku-buku karya Seno Gumira Ajidarma dan Eka Kurniawan seperti "Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas".
Melalui perayaan Hari Perempuan Sedunia ini, diharapkan perempuan dapat menjadi lebih kuat, tidak hanya secara fisik, tetapi juga secara intelektual dan spiritual.
"Membaca itu menurut saya sama pentingnya seperti makan. Kalau makan itu mengisi perut, membaca itu mengisi kepala dan jiwa," tandasnya.