Ramadan 2025

Disperindag Tual Susun Langkah Strategis Antisipasi Kenaikan Harga Bahan Pokok Jelang Ramadan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DISPERINDAG KOTA TUAL -- Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Tual Darnawati Amir saat diwawancarai TribunAmbon.com, Kamis (20/2/2025). Darnawati Amir mengatakan Disperindag Kota Tual menyiapkan langkah antisipatif kenaikan harga bahan pokok jelang Ramadan.

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Megarivera Renyaan

TUAL, TRIBUNAMBON.COM - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Tual menyusun langkah antisipasi kenaikan harga bahan pokok saat bulan Ramadan.

Mengingat, kenaikan harga rentan terjadi apabila menjelang hari besar keagamaan.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Tual, Darnawati Amir mengatakan kebutuhan masyarakat pasti akan meningkat 20 sampai 30 persen jelang hari raya.

Salah satu langkah yang diambilnya untuk menekan kenaikan harga dengan memastikan kelancaran jalur angkut melalui kapal laut juga pengecekan harga di tingkat distributor.

Apalagi, sejumlah bahan pokok masyarakat memang didatangkan dari luar Maluku.

Baca juga: Kapal Sabuk Nusantara 34 Berangkat dari Ambon ke Malteng, Tual, Tanimbar, dan MBD Malam Ini

Baca juga: Jelang Ramadan, Pemkot Tual Pastikan Ketersediaan Kebutuhan Pokok Aman

"Kebutuhan masyarakat pasti akan meningkat 20 sampai 30 persen jelang hari raya. Kebutuhan kita banyak dari luar, misalnya beras, gula, pasir termasuk cabai tomat dan beberapa komoditas sayuran. Sehingga transportasi ini menjadi hal yang urgen untuk disiapkan," ungkapnya, Kamis (20/2/2025).

Lanjutnya, pihaknya telah berkoordinasi dengan pelayaran dan dipastikan tidak ada hambatan.

"Memang ada produksi lokal namun tidak mencukupi kebutuhan, masyarakat sehingga pasokan dari luar juga ada, bahkan memang beberapa kasus sering kita temukan misalnya di musim hujan yang sedang kita lewati ini, produksi lokal lebih mahal dibandingkan pasokan dari luar," ujarnya.

Ia menjelaskan, meski pasokan lokal ada, namun harganya lebih mahal dibanding pasokan dari luar.

Sehingga, biasanya produk dari luar menjadi stabilisator harga di Pasaran.

Ia mencontohkan, seperti harga cabai rawit yang kemarin mencapai Rp 200 ribu.

Setelah stok dari luar datang, harga cabai rawit kini sudah menurun.

"Biasanya kebutuhan pokok ini akan turun pada saat kapal masuk, seperti KM Labobar, Leuser, ada Tatamailau yang selalu membawa kebutuhan pokok" ucapnya.

Selain itu, ia menambahkan, Disperindag juga membangun komunikasi dengan semua distributor pemasok kebutuhan pokok beras, gula pasir termasuk Bulog untuk memastikan harga kebutuhan dan ketersediaan bisa mencapai Idul Fitri.

Halaman
12

Berita Terkini