Laporan Wartawan, TribunAmbon.com, Mesya Marasabessy
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Ambon dan Yayasan Pelangi Maluku mengajak warga Ambon untuk dapat menjalani tes Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).
Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Ambon, Rems Tale mengatakan hal itu agar pihaknya dapat mendeteksi penularan HIV/AIDS di kota berjuluk manise ini.
“Jadi ini gratis, warga hanya perlu datang untuk menjalani pemeriksaan saja supaya kalau ada yang terdeteksi bisa segera kita tangani,” kata Rens Tale, Jumat (16/6/2023).
Dijelaskan, ada sekitar 34 fasilitas kesehatan yang melayani tes HIV/AIDS secara gratis.
Beberapa diantaranya bisa melalui laboratorium Tes Cepat Molekuler (TCM) di RSUD Haulussy, PKM Waihaong, dan Balai Laboraturium Kesehatan (BLK) Ambon.
Kemudian di sejumlah puskesmas seperti Puskesmas Karang Panjang, Rijali, Benteng, Poka, dan Passo.
Baca juga: Tembus 140 Kasus Baru, Ibu Hamil di Ambon Sekarang Wajib Tes HIV/AIDS
Selain itu, bisa di RS Sumber Hidup, RS Leimena, RS Siloam, RS Bhayangkara, RS Al-Fatah, RS Hative, dan RS J. A. Latumeten.
“Dan bisa juga di balai atau klinik seperti Klinik Candela BKPM,” terangnya.
Diberitakan, 140 kasus baru HIV/AIDS di Kota Ambon terdeteksi di 22 lokasi berbeda.
Diantaranya, 3 kasus di kawasan Air Salobar, 23 kasus di Waihaong, 3 kasus di Belakang Soya, 3 kasus di Puskesmas Christina Martha Tiahahu, 5 kasus di Nania, dan 3 kasus di Hative Kecil.
Kemudian, 3 kasus di Karang Panjang, 6 kasus di Arbes, 2 kasus di Rumah Sakit Bhayangkara, 13 kasus di RSUD Haulussy, 2 kasus di RS Al-Fatah, 13 kasus di RS Siloam, 9 kasus di Balai Kesehatan Paru Masyarakat, 26 kasus di Klinik Cindela, dan 9 kasus di RS Leimena.
Selain itu, untuk kawasan Rijali, Kilang, Lateri, Passo, Poka, Benteng, dan Halong masing-masing 1 kasus.
Diketahui, HIV menyebabkan AIDS dan mengganggu kemampuan tubuh melawan infeksi.
Virus ini dapat ditularkan melalui kontak dengan darah yang terinfeksi, air mani, atau cairan vagina.
Cara penyebarannya pun bisa melalui produk darah (jarum yang tidak steril atau darah yang tidak disaring).
Selain itu, melalui hubungan seks vaginal, anal, atau oral tanpa alat pengaman.
Dan dari ibu ke bayi dalam proses mengandung, persalinan, atau menyusui. (*)