Komunitas

Basudara Benelli Ambon: Rindu yang Menyeruak hingga Dijamin Auto Ganteng

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Basudara Benelli Ambon

Touring dengan waktu disesuaikan, bahkan cenderung lebih banyak bertemu di momen hari besar keagamaan hingga hajatan pribadi anggota persaudaraan.

“Kita sempat membawa bantuan perlengkapan belajar untuk anak sekolah alam di Dusun Mangga Dua, Kecamatan Tehoru,” katanya.

Meski begitu, komunikasi diantara mereka tetap inten melalui grup chatting WhatsApp.

Logo Basudara Benelli Ambon di Rompi (TribunAmbon.com/ Fandi Wattimena)

Persaudaraan yang menjadi roh Basudara Benelli Ambon pun tertuang dalam logo komunitas.

Rantai putih setengah lingkaran, mengartikan persaudaraan diantara mereka tidak terputus.

Wajah singa dengan berang di kepala menunjukan logo Benelli dan berang simbol Maluku.

Sementara kunci sebagai simbol komunitas motor.

Menurut Jhon, logo tersebut merupakan hasil masukan seluruh anggota, dengan beberapa kali perubahan sebelum resmi diluncurkan 25 November 2020.

“Gak salah tiga sampai empat kali diedit,” tandasnya.

Menyoal anggota Basudara Benelli Ambon, Jhon memastikan 90 persen adalah pria pekerja bukan bujang atau telah berumah tangga.

Meski begitu, tidak sulit menemukan siapa pria single diantara hampir 25 pemotor yang tampak gahar dengan tunggangan gede itu.

“Semua anggota Auto Ganteng ketika diatas motor,” cetus Jhon penuh sumringah.

Basudara Benelli Ambon - Single Jok Keeway (TribunAmbon.com/ Fandi Wattimena)

Terdengar becanda, namun hal itu dibenarkan anggota Benelli, Novian Pattipeilohy.

“Kalau motor dengan single jok, nah itu menandakan pria bujang,” cetusnya.

Bukan tanpa alasan, kini pria yang akrab disapa Om Novi itu tidak punya boncengan sepeninggalan istri 2019 silam.

Pasca itu, dia pun memutuskan merubah tampilan jok Keeway miliknya.

Motor kesayangannya mengisi sepi dan Basudara Beneli Ambon jadi tempat berbagi.

“Persaudaraan ada disitu,” tandasnya. (*)

Berita Terkini