Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Salama Picalouhata
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Pendongeng makanan, Ade Putri Paramadita menuai kecaman setelah video wawancara bersama Soleh Solihun dianggap menghina makanan khas Kepulauan Kei, Maluku.
Dalam video wawancaranya, dia menyebut makanan khas ikan kuah kuning tidak enak. Menurutnya, makanan tersebut tidak memiliki rasa alias hambar.
"Gue pernah ke suatu daerah di Maluku Tenggara namanya Tanimbar. Dimana nyaris tidak ada orang yang datang kesana karena itu jauh banget dan terpencil. Penduduknya cuma 500 orang, makanannya nga enak," ujar Ade dalam wawancaranya bersama Soleh Solihun di kanal Youtube authenticity ID, Sabtu (3/7/2021) lalu.
"Nah pas gue liat ibu masak apa, jawabnya masak ikan kuah kuning. Hari ini sama besok masaknya juga ikan kuah kuning, bumbunya bisa beda, rasanya bisa beda. tapi dua-duanya tidak enak," lanjut dia.
Menurut Ade, rasa makanan khas tersebut hambar lantaran tidak ada yang memberikan tradisi budaya makanan.
"Pas ngobrol sama mereka, ternyata karena tidak ada yang menularkan tradisi budaya makanan. Jadi kaya nga ada yang ngasi tau ini bisa bikin apa saja," ujar dia.
Dalam lanjutan video itu, ade menjelaskan rasa tidak enak yang dimaksudnya adalah tidak berasa asin, pedas maupun asam.
"Kaya rasanya semua nanggung begitu. Nanti besok kuning nanti rasanya kekunyitan gitu loh. Disana bumbu nga banyak, bahkan di pulau itu nga ada pasar," imbuhnya.
Videonya tersebut kemudian dibagikan akun Facebook Alto L. Alto mengecam pernyataan Ade dalam video berdurasi 2.27 menit tersebut.
Baca juga: Keberatan Larangan Resepsi di Ambon, Pasangan Terancam Batal Nikah
Baca juga: Anggota DPRD Fraksi Nasdem Terekam CCTV Sedang Mencuri, Ketua DPRD Buru: Sudah Dilaporkan
Alto menilai, Ade sebagai pendongeng makanan seharusnya tidak menhakimi makanan khas orang Maluku itu.
"Sebagai orang berpendidikan harusnya menceritakan sejarah dan konteks, kok memposisikan diri sebagai juri?. Apalagi membuka opini dengan makanan tidak enak," tulis Alto.
Alto menilai, Ade hanya mencari bahan untuk menjadi tenar dengan mereduksi hubungan antara konteks dan tradisi kuliner di Kepulauan Kei.
"Mungkin kamu harus datang lagi di Kei. Belajar lagi tentang konteks, belajar lagi tentang kekayaan daerah. Dan belajar lagi bagaimana makanan yang menurutmu sepoh sudah menghasilkan orang-orang hebat dari Kepulauan Kei," tutur Alto.
Sellain itu, Alto juga menyebut pernyataan Ade soal lokasi pun salah. Dia mengatakan, tidak ada Pulau Tanimbar di Kabupaten Maluku Tenggra.
"Kepulauan Tanimbar itu ada di kepulauan tanimbar. Kecuali merujuk ke Pulau Tanimbar Kei yang ada di Kabupaten Maluku Tenggara," tandasnya. (*)