Hari Pattimura

Api Pattimura Batal Dinyalakan di Gunung Saniri, Ini Penyebabnya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Bupati Maluku Tengah, Marlatu L. Leleury saat membakar Obor Pattimura

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Tanita Pattiasina

AMBON, TRIBUNAMBON.COM – Penyalaan api pattimura dalam memperingati hari perjuangan Pahlawan Kapitan Pattimura ke-204 tahun, tidak dilakukan di Gunung Saniri seperti biasanya.

Tahun ini, api dinyalakan di Lapangan Merdeka Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, Jumat (14/5/2021) sore.

Tua Adat Negeri Tuhaha, Jemianus Polatu mengatakan hal itu dilakukan karena kondisi pandemi covid-19 yang masih menerjang di seluruh wilayah.

“Tempat kemarin di Kota Saparua tidak di Gunung Saniri karena corona, kalau kumpul-kumpul semua kan ini. Tidak mengurangi rasa hormat, hanya tempat saja yang berbeda,” ungkap Polatu saat di konfirmasi tribunambon.com melalui telepon, Minggu (16/4/2021) siang.

Baca juga: Ambon Diguyur Hujan Deras Seharian, Debit Air Sungai Batu Merah Meningkat

Baca juga: Seharian Diguyur Hujan, Laut Teluk Ambon Berubah Warna

Dia menjelaskan, pada awalnya hanya ada rencana syukuran serta cakalele saja.

Namun, dari hasil rapat Latupati dan Wakil Bupati untuk tetap menyalakan obor Pattimura di Saparua.

“Tidak sangka, acara mendadak begitu. Sebenarnya tidak ada rencana pembakaran lagi, hanya acara syukuran saja ternyata dimintakan. Kami juga tidak tahu mau bakar obor, ternyata diminta untuk bakar obor jam 5, lalu sudah Bapak dong siap bahan-bahan lalu kami maju,” jelasnya.

Dia menambahkan, ini bukan kali pertama penyalaan api Pattimura tidak dilakukan di Gunung Saniri tetapi di Kota Saparua.

“Dulu juga pernah tahun 1978 atau 1979 karena untuk kondisi keamanan,” tambahnya.

Polatu menegaskan, tidak masalah dengan tempat penyalaan yang berbeda yang penting semua dilakukan dengan prosesi adat dan tidak menyalahi aturan adat.

“Tidak mengurangi rasa hormat hanya tempat saja. Ini karena keadaan, semua maju dengan sombayang (doa), Tua adat dengan bahasa lalu sudah iris sunar (penyalaan api pattimura). Asal jang menyalahi aturan adat saja,” katanya.

Dia menceritakan, setelah sampainya di depan Benteng Durstede Saparua, prosesi adat dilakukan selayaknya di Gunung Saniri.

“Rombongan cakalele Tuhaha sampai, Raja Tuhaha ultimatum kepada Raja Saparua, kita berdua pegang tangan sama-sama. Nah waktu kedua Raja berjabat tangan lalu kita hura maju kedepan sampai dimuka benteng dan tunggu raja-raja samua datang lalu katong iris unar. Aipasa berbahasa seperti biasa, lalu Adat Tuhaha irisunar setelah api menyala kita cakalele, bakar obor, dan ikat obor taruh di situ. Tunggu rombongan datang besok pagi lalu upacara, Abis katong bakar obor taruh di akang tampa dimuka sana,” jelasnya.

Pembakaran obor Pattimura sendiri dilakukan pada Sabtu (15/5/2021) pagi di lokasi yang sama.

Halaman
12

Berita Terkini