Ketika berpuasa dan timbul rasa sakit berlebih dari lambung, seperti nyeri, rasa panas di dada, hingga muntah-muntah, maka sebaiknya puasa dihentikan.
"Kalau muntah-muntah kan dia bisa dehidrasi, tambah lagi dia berpuasa. Nah itu tidak dianjurkan," kata Ari. "Atau nyeri, kalau nyeri itu kan ada (rasa) enggak nyaman nih, nyeri banget, panas dadanya, mungkin asam lambung tinggi," imbuhnya.
Ari mengatakan, pada prinsipnya, jika seseorang merupakan penderita maag akut, maka tidak dianjurkan untuk berpuasa.
Ari menambahkan, orang dengan masalah penyakit lambung dibagi menjadi dua, yaitu kelompok sakit maag fungsional dan dispepsia organik.
Lalu apa bedanya?
Ari menjelaskan, orang dengan kelompok sakit maag fungsional tidak ditemukan adanya kelainan yang signifikan dalam lambung.
Sedangkan untuk penderita sakit maag kategori dispepsia organik, dalam observasi ditemukan kelainan seperti tukak lambung, polip, tumor, serta berbagai macam iritasi lainnya.
Ari mengatakan, 70 persen penderita sakit maag adalah kelompok maag fungsional, yakni orang-orang yang biasanya mengalami sakit atau nyeri pada lambung karena ketidakteraturan pola makan.
"Ketidakteraturan makan ini akan menyebabkan terjadinya sakit maag fungsional," kata dia. Menurut Ari, berpuasa membuat pola makan seseorang menjadi lebih teratur. Pasalnya, waktu makannya jelas, yakni ketika sahur dan berbuka.
"Tujuannya adalah agar kita bener-bener 14 jam itu (berpuasa), kita dapet itu kalau di Indonesia," imbuhnya.
(Kompas.com / Jawahir Gustav Rizal / Sari Hardiyanto)