Banyak Diburu, Langka hingga Harga Melangit, Apakah Masker Menjamin kita Terhindar Virus Corona?

Editor: Fitriana Andriyani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dia menambahkan gangguan pasokan telah disebabkan oleh meningkatnya permintaan, penimbunan dan penyalahgunaan.

"Penularan itu mesti ada orang yang sudah terinfeksi, lalu di sekitarnya ada orang yang rentan terhadap virus, karena semua orang pada dasarnya tidak mempunyai kekebalan. Ini terkait dengan yang namanya modus transmisi, bagaimana penularan itu bisa terjadi, virus itu bagaimana menular dari satu orang yang sakit ke orang yang lain," papar Syahrizal.

Menurut dia, penularan dapat terjadi melalui transmisi percikan yang muncul ketika orang yang sakit bersin atau batuk.

Langkanya Masker Munculkan Kreativitas Bikin Masker dari Tisu Basah, Apakah Aman untuk Kesehatan?

Perjuangan Rizky Febian Dapatkan Masker setelah 2 WNI Positif Corona, Rela Rogoh Kocek Rp 2 Juta

Penggunaan Masker Justru Memperbesar Risiko Tertular Corona, Lalu Bagaimana Pencegahan yang Tepat?

"Seandainya orang yang sakit itu tidak memakai masker maka dia bisa menularkan ke orang-orang sekitarnya. Jadi masker itu sangat efektif jika dipakai oleh orang yang sakit, sehingga walaupun batuk atau bersin, dia tidak akan menularkan ke orang yang lain," jelas Syahrizal.

Penggunaan masker yang diprioritaskan sejauh ini adalah ketika ke tempat kerumunan di wilayah-wilayah terjangkit atau perjalanan melalui pesawat saat menuju maupun kembali dari wilayah dengan julmah yang terinfeksi yang tinggi.

Masker juga perlu dipakai oleh petugas kesehatan yang menangani orang yang sakit, bahkan masker yang dianjurkan adalah N95 yang bisa menyaring 95% partikel-partikel kecil.

Namun, seorang dokter spesialis paru-paru berpendapat bahwa ada beberapa pertimbangan bagi yang tidak sakit untuk menggunakan masker.

Dr Erlina Burhan, Ketua Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Jakarta, mengatakan kerumunan yang jarak orang sangat dekat, bahkan hingga berdempet-dempetan.

"Yang sehat tidak perlu pakai masker kecuali berada di keramaian yang mana kita tidak tahu di antara kerumunan itu ada yang sakit atau tidak," kata Erlina.

Ia menganjurkan pada dasarnya jika seseorang sedang sakit, maka akan lebih baik agar di rumah saja sehingga tidak beresiko menularkan penyakit ke orang lain.

Apakah Masker Bedah Mencegah Terpapar Virus?

Masker-masker bedah yang dikenal khalayak saat ini pertama kali diperkenalkan ke berbagai rumah sakit pada akhir abad ke-18, namun belum dirilis ke publik sampai akhirnya wabah flu melanda Spanyol pada 1919 yang menewaskan lebih dari 50 juta orang.

Akan tetapi, para ahli memperingatkan bahwa jenis masker itu, yang biasa digunakan oleh staf medis saat melakukan tindakan operasi, tidak mampu melindungi diri dari potensi tertular infeksi virus corona melalui udara.

Masker 'bedah' itu disebut hanya cukup mampu melindungi diri dari tetesan besar dan semprotan, namun tidak terbukti untuk menyaring udara secara efektif.

"Masker TIDAK efektif dalam melindungi masyarakat umum terpapar virus corona. Namun, jika penyedia layanan kesehatan tidak mampu menyediakan masker untuk pasien yang sakit, maka itu akan membahayakan komunitas kita!" cuit ahli bedah umum Jerome Adams di Twitter.

PENUMPANG dari luar negeri menggunakan masker untuk mencegah penyebaran Virus Corona saat tiba di Bandara Internasional Haneda, Tokyo, Jepang, beberapa waktu lalu. Virus Corona sudah mewabah ke sejumlah negara, seorang Warga Indonesia di Singapura tercatat positif Corona. (AFP/KAZUHIRO NOGI)

Dr Jake Dunning, yang mengepalai unit penyakit menular di Lembaga Kesehatan Masyarakat, Inggris, mengatakan: "Meski ada persepsi bahwa pemakaian masker wajah mungkin berguna, namun buktinya sangat kecil bahwa ada faedah luas di luar tataran klinis."

Halaman
1234

Berita Terkini