Kecelakaan Bus Sriwijaya

Fakta Kecelakaan Bus Sriwijaya Terjun ke Jurang, Sopir Bus Sempat Bersitegang dengan Pengendara Lain

Penulis: sinatrya tyas puspita
Editor: Fitriana Andriyani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tim SAR Gabungan yang evakuasi kembali 1 korban jenis kelamin laki - laki, sejauh ini jumlah korban menjadi 25 yang meninggal dunia akibat musibah Bus Sriwijaya masuk Jurang di Liku Lematang Pagaralam, Selasa (24/12/2019)

10). Nama Darusalam, 35 Tahun, Pandai Besi, Ds. Sakatiga Kab. OI.

11). Nama Riki, 25 Tahun, Ds. Kemang Kec. Tebing Tinggi Kab. Empat Lawang.

12). Nama Haris Krisyanto, 19 tahun, TOT, Ds. Alas Bangun Kec. Pinang Raya Bengkulu Utara.

13). Nama Khadijah, 68 tahun, IRT, Perumnas Baru Blok A2 Kab. Bengkulu

Janda Muda Ditemukan Tewas Tanpa Busana di Kebun Jagung, Dikenal Pemandu Lagu

6. Diduga Rem Blong

Melansir Sripoku.com, dugaan sementara kecelakaan ini disebabkan Bus Sriwijaya yang banyak penumpang tersebut mengalami rem blong.

"Dugaan sementara bus ini Remnya Blong sehingga menyebabkan kecelakaan," kata Kasat Lantas Iptu Rizky Mozam.

Ia mengatakan, sebelum jatuh ke jurang bus ini terlebih dahulu menabrak tembok penahan Liku Lematang dan jatuh ke bawah aliran Sungai Lematang dengan ketinggian kurang lebih 80 meter.

Iptu Rizky menyampaikan, evakuasi bus sulit dilakukan karena separuh bus masuk ke dalam sungai.

"Evakuasi sedikit sulit karena separuh badan bus berada dalam aliran sungai. Jadi petugas harus menyelam untuk bisa mengambil korban," jelasnya.

Kecelakaan bus sriwijaya (Sripoku/Dok. Basarnas Palembang)

7. Respon Menteri Perhubungan 

Tanggapi kecelakaan Bus Sriwijaya yang terjun ke jurang, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi ingatkan pentingnya keamanan dalam berkendara.

Menhub Budi Karya Sumadi turut berduka cita atas peristiwa kecelakaan yang melibatkan bus Sriwijaya yang menewaskan kurang lebih 26 penumpang tersebut.

"Saya prihatin tentang kejadian itu dan turut berbelasungkawa atas kejadian itu," tutur Budi karya, dilansir pemberitaan KompasTV.

Menurutnya, aspek keselamatan harus menjadi prioritas utama bagi masyarakat ketika memilih bus.

"Ya inilah pentingnya yang namanya safety. Kalau safety kita abaikan itu yang terjadi," ujar Budi Karya.

Menhub mengatakan kecelakaan tersebut menjadi catatan penting bagi pihak operator bus serta pengemudi agar tetap berhati-hati dan mengutamakan keselamatan.

"Tapi ini justru menjadi perhatian bagi seluruh masyarakat, khususnya operator dan pengemudi untuk berhati-hati,"tuturnya. 

Budi menyebut saat ini banyak operator bus yang ingin dapat penumpang yang banyak dengan waktu cepat, namun kurang mempertimbangkan aspek keselamatan.

"Karena pada masa sekarang ini ada yang pengen penumpangnya banyak, waktunya cepat, tetepi semua itu tidak concern dengan safety," tuturnya.

Ia mengimbau kepada masyarakat untuk menggunakan bus-bus yang layak jalan dan telah melalui pengecekan.

"Nah oleh karenanya sebelum saya mengevaluasi bus itu seperti apa dan pengemudi bus itu seperti apa, gunakan bis-bis yang sudah direm cek dan layak jalan," jelasnya.

Budi juga meminta kepada pengelola terminal, agar melakukan pengecekan kesehatan sopir seperti tekanan darah hingga kadar gula darah.

"Dan saya minta di terminal-terminal itu, seperti kami lakukan di Kampung Rambutan, itu sopirnya itu diperiksa, darah tingginya diperiksa, gulanay diperiksa, minum alkohol apa tidak" tambahnya.

Namun demikian, peristiwa kecelakaan tersebut telah terjadi, dan pihaknya akan melakukan koordinasi dengan polisi untuk mencari tahu peneyebab kecelakaan tersebut.

"Tapi ini sudah terjadi, tentunya kami bersama kepolisian akan mencari tahu, apa yang sebenarnya terjadi, apakah ini kesalahan manusia, atau kesalahan yang lain," ucap Menhub.

(TribunAmbon.com/Sinatrya(Tribunnews.com/Tio) (SriwijayaPost.com/Rizka Pratiwi/Welly) 

Berita Terkini