Rusuh di Jayapura Papua, Massa Berbuat Anarkis pada Aparat, Lempar Batu hingga Rusak Mobil Dandim

Editor: Fitriana Andriyani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sementara itu, tidak ada akses jalan lainnya yang bisa dilalui oleh masyarakat.

Tri Susanti Beberkan Kronologi Bendera Jatuh di Asrama Mahasiswa Papua, Polda Jatim Beda Keterangan

Kerusuhan di Deiyai Papua

Petugas polisi mengantar seorang ibu menjauh dari pusat kerusuhan di Mimika, Papua Barat. (Foto tidak ada hubungannya dengan kejadian) (dok BBC Indonesia)

Sebelumnya, kerusuhan disertai kontak senjata terjadi di wilayah Deiyai, Papua, Rabu (28/8/2019).

Kerusuhan di Deiyai, Papua berawal dari aksi unjuk rasa yang diikuti sekitar 150 orang di halaman kantor Bupati Deiyai.

Massa yang mengikuti aksi meminta Bupati Deiyai menandatangani persetujuan referendum.

"Di Deiyai terkait masalah unjuk rasa yang dilakukan kelompok masyarakat, kurang lebih berjumlah 150 orang, menuntut bupati menandatangani persetujuan referendum,"ujar Dedi ketika ditemui di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, Rabu.

Kemudian, saat aparat sedang bernegosiasi dengan massa, sekitar seribu orang tiba-tiba datang ke lokasi dari segala penjuru.

Massa yang baru datang sambil menarikan tarian adat perang.

Mereka juga membawa senjata tajam serta anak panah.

Lantas, mereka menyerang aparat TNI-Polri.

Berikut fakta-fakta mengenai kerusuhan di Deiyai, Papua, dirangkum Tribunnews dari berbagai sumber :

Susi Alias Tri Susanti: Caleg Gerinda Anak Buah Prabowo, Tersangka KasusPapua, Bersikap Menolak

1. Dua masyarakat sipil menjadi korban

Kontak Senjata di Papua (Istimewa)

Sebelumnya, sempat tersiar kabar bahwa terdapat enam warga sipil yang menjadi korban dari peristiwa tersebut.

Namun, polisi mengatakan bahwa informasi tersebut belum dipastikan kebenarannya.

Belakangan, polisi kemudian menegaskan bahwa warga sipil yang menjadi korban meninggal dunia sebanyak dua orang.

Halaman
1234

Berita Terkini