Maluku Terkini

Angka Stunting Maluku 28,4 Persen, Kemendukbangga/BKKBN Ungkap GENTING Sebagai Solusi Gotong Royong

Namun, tantangan besar masih membayangi, terutama di daerah seperti Maluku, di mana angka prevalensi stunting dilaporkan stagnan.

|
Penulis: Jenderal Louis MR | Editor: Fandi Wattimena
Kemendukbangga/BKKBN Maluku
CEGAH STUNTING - Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku, dr. Mauliwaty Bulo saat mengikuti secara daring Talk Show Solidaritas GENTING “Tumbuh Tanpa Batas” yang digelar secara nasional oleh BKKBN Pusat bekerja sama dengan Tribun Network, Rabu (15/10/2025). 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Jenderal Louis

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Angka stunting di Indonesia memang menunjukkan tren penurunan, dari 24,4 persen pada 2021 menjadi 19,8 persen pada 2024. 

Namun, tantangan besar masih membayangi, terutama di daerah seperti Maluku, di mana angka prevalensi stunting dilaporkan stagnan.

Menteri Kemendukbangga/BKKBN RI, Dr. Wihaji, mengungkapkan keprihatinannya, menekankan bahwa kegagalan menangani stunting akan berdampak pada masa depan bangsa. 

"Kalau anak mengalami stunting, IQ-nya rata-rata di bawah 78. Bayangkan, berapa juta anak Indonesia yang menjadi generasi masa depan, tetapi harus berjuang sejak awal kehidupannya," ujar Dr. Wihaji.

Pernyataan ini disampaikan dalam sambutan Talkshow Genting bertajuk "Tumbuh Tanpa Batas", Rabu (15/10/2025), yang juga menyoroti Gerakan Nasional Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING), sebagai solusi gotong royong non-APBN untuk mempercepat penurunan angka stunting.

Terpisah, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku, dr. Mauliwaty Bulo, menjelaskan bahwa Maluku menghadapi tantangan berat. 

Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024 menunjukkan bahwa prevalensi stunting Maluku berada di angka 28,4 persen sama persis dengan angka tahun 2023.

"Kita sayangkan datanya sama, tidak naik dan tidak turun," kata dr. Mauliwaty saat diwawancarai TribunAmbon.com di ruang kerjanya, Rabu (15/10/2025).

Meski demikian, ada secercah harapan. Kota Ambon konsisten menunjukkan penurunan prevalensi stunting setiap tahun. 

Sebaliknya, lima kabupaten justru mengalami peningkatan yang mengkhawatirkan pada 2024, yakni; Buru Selatan, Seram Bagian Timur, Kepulauan Tanimbar, Seram Bagian Barat, dan Buru.

Mauliwaty menjelaskan faktor utama stunting adalah gizi kurang kronis dan infeksi berulang. Infeksi berulang seringkali dipicu oleh buruknya sanitasi. 

"Kita tidak bisa pungkiri, ada daerah tertentu yang masyarakatnya belum punya jamban sendiri, buang air besar sembarangan di kebun," ungkapnya, mengutip temuan di Buru.

Menteri Wihaji menekankan bahwa mengatasi 8,68 juta keluarga berisiko stunting, termasuk 1,48 juta keluarga miskin (desil 1), tidak bisa hanya mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Terinspirasi oleh Gerakan Nasional Orang Tua Asuh di masa lalu dan fakta bahwa Indonesia adalah negara paling dermawan di dunia (World Giving Index), lahirlah GENTING. 

Sumber: Tribun Ambon
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved