Info Terkini
Dari Kotoran Sapi Jadi Biogas, Warga Batu Badiri Kini Punya Sumber Energi Baru
Biogas tersebut dibangun Tim Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) BIMA 2025 dari Universitas Pattimura
TRIBUNAMBON.COM – Warga Dusun Batu Badiri, Desa Hatu, Kecamatan Leihitu Barat, Kabupaten Maluku Tengah kini memiliki sumber energi alternatif baru tuk penuhi kebutuhan dapur.
Ialah Biogas, hasil konfersi kotoran sapi.
Biogas tersebut dibangun Tim Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) BIMA 2025 dari Universitas Pattimura (Unpatti) yang ketuai Stevi Silahooy.
Dijelaskan Dosen Teknik Perminyakan itu, berawal dari keluhan warga akan kebutuhan sumber energi.
Dimana mereka mengandalkan kayu bakar, sementara kotoran sapi dari peternakan dibiarkan menumpuk dan menimbulkan bau tak sedap.
Tim PKM BIMA 2025 kemudian membangun instalasi biogas berbasis Internet of Things (IoT) yang mampu mengubah limbah kotoran sapi menjadi energi alternatif yang ramah lingkungan.
Hasil inovasi ini cukup menjanjikan, satu kali produksi biogas mampu digunakan warga untuk memasak selama 5–7 hari, dengan rata-rata durasi pemakaian 40–60 menit setiap harinya.
Baca juga: PKM BIMA 2025 Unpatti Sediakan Air Bersih Berbasis Geolistrik Tuk Bantu Pengrajin Batu Bata Omputty
Baca juga: Meniti Jalan Damai di Maluku: Kapolda Ajak Umat Beragama Jadi Pelopor Anti Kekerasan
Selain itu, pemanfaatan biogas juga memberi dampak positif bagi lingkungan sekitar.
Tumpukan kotoran sapi yang semula dibiarkan begitu saja kini bisa diolah menjadi energi, sehingga mengurangi pencemaran dan menjaga kebersihan dusun.
"Tim PKM BIMA 2025 berharap program ini menjadi langkah awal menuju kemandirian energi di tingkat desa. Jika terus dikembangkan, teknologi biogas bukan hanya bisa membantu kebutuhan rumah tangga, tetapi juga mendukung usaha produktif warga di masa mendatang," ujar Stevi Silahooy kepada TribunAmbon.com, Senin (8/9/2025).
Diketahui, program ini diketuai oleh Stevi Silahooy, S.Pd., M.Si (Dosen Teknik Perminyakan), dengan anggota Fredrik Manuhutu, S.Si., M.Si (Fisika), Ervina Rumpakwakra, S.T., M.T. (Teknik Kimia), serta mahasiswa Abdurrohman As Salafi (Teknik Perminyakan) dan Enjelina Riana Minaely (Fisika). (*)