MBG Belatung
Temuan MBG Belatung di Seri Kota Ambon, Kepala SPPG dan Ahli Gizi Duga Lalat Penyebabnya
Harapan akan gizi baik menjadi kekhawatiran mendalam, ketika seorang siswa menemukan belatung dalam ompreng
Penulis: Ummi Dalila Temarwut | Editor: Fandi Wattimena
Laporan Wartawan TribunAmbon.com Ummi Dalila Temarwut
AMBON,TRIBUNAMBON.COM - Sebuah insiden tak terduga mengusik kecemasan orang tua murid di Kota Ambon.
Harapan akan gizi baik menjadi kekhawatiran mendalam, ketika seorang siswa menemukan belatung dalam ompreng makanan bergizi gratis (MBG), Selasa (22/7/2025) lalu.
Kejadian ini berlokasi di SD Kristen Seri Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon Provinsi Maluku.
Hal ini telah menyulut reaksi beragam dari masyarakat.
Setelah video penemuan belatung yang diunggah akun Facebook Meogamz Tuhumury, memperlihatkan seorang pria menegur petugas saat sedang membereskan ompreng makanan dari sebuah mobil box.
"Makanan su berulat kase makan anak siswa seri itu (Makanan sudah berulat kasih makan siswa (di) Seri," kata pria dalam video berdurasi 19 detik itu.
Baca juga: SPPG Nusaniwe Benarkan Belatung di Menu MBG SD Kristen Seri, Namun Tak Tahu Penyebabnya
Baca juga: Sebuah Speedboat Pengangkut Material Masjid di Desa Administratif Loko SBT Tenggelam
Hingga saat ini, penemuan belatung tersebut belum diketahui pasti penyebabnya.
Namun Pihak Satuan Pelaksana Program Gizi (SPPG) Kota Ambon di Nusaniwe, melalui Ahli Gizi, Welni Soisa didampingi Kepala SPPG wilayah Nusaniwe, Mega Herlyn Soplanit, menyampaikan dugaan munculnya belatung tersebut.
Menurutnya, kondisi jalan yang bergelombang dan terjal menuju sekolah, diduga menyebabkan penutup ompreng tergeser dan terbuka sehingga lalat bisa masuk dan bertelur.
"Karena jalan menuju sekolah jauh bergelombang dan terjal jadi mungkin penutup makanan di dalam tergesek dan terbuka sehingga lalat masuk karena proses pendinginan kita steril " ujar Welni Soisa Ahli Gizi Kota Ambon daerah Nusaniwe pada saat di wawancarai TribunAmbon.com,Kamis (24/7/2025).
Meskipun demikian, penjelasan tersebut belum meredam kekhawatiran publik.
Apalagi proses pengungkapan penyebab pasti belum diketahui, dan kasusnya telah dihentikan dengan dalih tak memiliki korban.
“Setelah kejadian penemuan belatung itu, kami cepat-cepat membawa satu sampel ke pihak BPOM untuk meneliti lebih lanjut. Namun, tidak dilanjutkan karena belum ada korban atau ada yang sakit akibat penemuan tersebut,” ujarnya pada saat di wawancarai TribunAmbon.com,Kamis (24/07/2025).
Akibatnya, banyak yang mempertanyakan pengemasan dan pengawasan kualitas makanan sebelum disalurkan ke sekolah-sekolah.
Insiden ini membuka ruang diskusi lebih luas tentang pentingnya sistem pengawasan mutu yang lebih ketat dalam pendistribusian khususnya program MBG. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.