Lima Bulan Ambrol, Warga Minta Pemprov Maluku Fasilitas Jembatan Darurat Rumadian-Dian 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Megarivera Renyaan

LANGGUR, TRIBUNAMBON.COM - Setelah lima bulan ambrol, tepatnya pada 11 Maret 2025, Jembatan Rumadian-Dian, di Kecamatan Manyeuw, Kabupaten Maluku Tenggara (Malra), tak kunjung diperbaiki.

Untuk menyiasati keadaan, beberapa longboat berbayar disediakan oleh warga dari Ohoi Dian Darat.

Penumpang yang didominasi perempuan dan anak-anak jadi langganan tetap.

Namun, sebagian masyarakat lebih memilih memanjat tiang jembatan, untuk sekedar menyebrang untuk menghemat waktu dan biaya.

Baca juga: Diangkut Petugas, Akhirnya Sampah di Pasar Langgur Mulai Berkurang

Baca juga: Ini Perkembangan Laporan Pengaduan Dugaan PPPK Bodong di Kemenag Buru

Mereka menantang bahaya, berjalan melalui pipa air PAM yang terletak di pinggir jembatan, setelah itu memanjat tepi jembatan sambil merangkak memegang sisi yang masih dapat dilalui.

"Setiap hari seperti ini, kan hanya menyebrang ke Rumadian," ujar salah satu warga Dian Darat, Rikson Eleujaan. Rabu (23/7/2025).

Menurutnya, kalau perempuan lebih condong menggunakan longboat, jika laki-laki kerap melintasi jembatan rusak.

"Untuk hemat waktu dan biaya. Pasalnya sejak Jembatan ini rusak cost ke ibukota Langgur semakin meningkat tajam. Biasanya hanya berkisar Rp. 10 ribu kini harus mengeluarkan Rp. 40 ribu untuk ke pusat Kota," keluhnya.

Dirinya meminta, Gubernur Maluku agar membangun Jembatan Darurat, yang dapat dibongkar setelah ada jembatan Bailey.

"Kami meminta kebijakan dari Gubernur dan DPRD Maluku, agar dapat membangun jembatan darurat terlebih dahulu, ini akses vital bagi puluhan Ohoi di tiga Kecamatan," pungkasnya.(*)