Miss Youth Indonesia

Soal Dukungan Miss Youth Maluku: Jais Elly Salahkan Minim Komunikasi, Kakak Efrita Beberkan Fakta

Kadispar, Jais Elly, menyalahkan Efrita Trifena Lamerkabel karena tidak membangun komunikasi yang efektif dengan Pemprov Maluku.

TribunAmbon.com/ Jenderal Louis
MISS YOUTH - Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Maluku, Jais Elly, menyalahkan finalis Miss Youth Indonesia perwakilan Provinsi Maluku, Efrita Trifena Lamerkabel karena tidak membangun komunikasi yang efektif dengan pihak pemerintah provinsi. 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Jenderal Louis

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Maluku, Jais Elly, menyalahkan finalis Miss Youth Indonesia perwakilan Provinsi Maluku, Efrita Trifena Lamerkabel karena tidak membangun komunikasi yang efektif dengan pihak pemerintah provinsi.

Elly menyatakan pihaknya tidak pernah menerima pemberitahuan mengenai keikutsertaan Efrita dalam ajang Miss Youth Indonesia 2025.

Menurut Elly, Dinas Pariwisata Provinsi Maluku memiliki tim kreatif yang siap mempromosikan dan melakukan branding perwakilan Maluku melalui media sosial, asalkan ada komunikasi.

Ia juga membantah tegas klaim bahwa keluarga Efrita telah datang ke Pemerintah Provinsi untuk meminta dukungan.

"Pemprov di mana, kalau datang ke saya pasti kita branding sekalipun kita tidak memiliki anggaran," bantahnya.

Baca juga: Prakiraan Cuaca Provinsi Maluku Minggu 20 Juli: Sebagian Besar Wilayah Berawan

Kakak Efrita: Kami Sudah Menyurat, Hasilnya Sia-sia!

Namun, pernyataan Kepala Dinas Pariwisata ini sontak dibantah tegas oleh Efod Lamerkabel, kakak dari Efrita.

Efod membeberkan rentetan upaya permintaan dukungan yang menurutnya berujung pada penolakan mentah-mentah dari Pemerintah Provinsi Maluku, khususnya Dinas Pariwisata.

Efod menjelaskan, upaya permintaan dukungan dimulai sejak Mei 2025 dengan menyurati Dinas Pariwisata Provinsi Maluku.

"Saat itu kita bawa surat dan proposal, ketika tiba di Kantor Dinas Pariwisata Provinsi Maluku kami diarahkan ke lantai 2," ungkap Efod saat diwawancarai TribunAmbon.com, Sabtu (19/7/2025).

Di sana, Efod dan Efrita bertatap muka langsung dengan pegawai Dispar dan secara spesifik meminta dukungan akomodasi.

Baca juga: Kajari Ambon Dimutasi, Bagaimana Kelanjutan Kasus Korupsi Dok Waiame: Ini Penjelasannya 

Jika tidak memungkinkan, Efod meminta bantuan gaun bekas, dengan keyakinan bahwa Dinas Pariwisata semestinya memiliki koleksi gaun dari ajang-ajang sebelumnya.

"Kan putri-putri banyak tuh, harusnya ada gaun dong," ujar Efod dengan nada kecewa.

Namun, permintaan itu ditolak dengan alasan gaun belum dibawa pulang dan tidak ada di Dispar.

Mirisnya, Efod yang juga seorang desainer, mengaku pernah membuat tiga gaun untuk Dinas Pariwisata.

"Terus bajunya ke mana, kenapa saya sampai datang untuk meminjam karena saya buat jadi saya tahu pastinya ada," imbuhnya, mempertanyakan alasan penolakan tersebut.

Permintaan bantuan pun berlanjut. Efod meminta Dispar Provinsi untuk membuat video promosi bagi adiknya.

Namun, lagi-lagi ditolak dengan alasan "pegawai kami memiliki banyak pekerjaan lain."

Tidak putus asa, Efod kemudian meminta Dispar untuk membantu branding Efrita, misalnya dengan melibatkan adiknya dalam kegiatan-kegiatan dinas.

Sayangnya, permintaan ini juga ditolak dengan alasan ada Putri Pariwisata.

"Saya bilang tidak apa-apa dia diundang untuk sekedar duduk, asal bisa membranding dia. Tapi tidak bisa juga, kami ditolak mentah-mentah, saya sangat kecewa," tuturnya sedih atas penolakan itu.

Efod berharap, pemerintah dapat lebih peka terhadap perjuangan anak daerah.

Menurutnya, jika bantuan finansial tidak memungkinkan, setidaknya ada panggilan untuk memberikan saran, wejangan, dan pendapat yang dibutuhkan oleh para pejuang nama daerah.

"Ketika kita minta bantuan jangan langsung tolak, karena ini anak Maluku yang mau berjuang membawa nama daerah," pungkasnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved