Tradisi Maluku
Pemuda Bula Kembali Hidupkan Tradisi Hadrat dan Aiwat, Bupati SBT: Ini Tradisi Yang Bagus
Tradisi Hadrat dan Aiwat ini bisa dimanfaatkan sebagai momentum silaturahmi dan mempererat solidaritas diantara umat islam di Bula.
Penulis: Haliyudin Ulima | Editor: Ode Alfin Risanto
Laporan Wartawan Tribunambon.com, Haliyudin Ulima
BULA, TRIBUNAMBON.COM - Bupati kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) Fahri Husni Alkatiri mengungkapkan, kegiatan hadrat dan jalan aiwat yang diadakan Pemuda Bula merupakan tradisi yang luar biasa bagus.
Pasalnya, tradisi tersebut bisa dimanfaatkan sebagai momentum silaturahmi dan mempererat solidaritas diantara umat islam.
"Terkait jalan Aiwat, ini juga cara kita menghidupkan tradisi yang baik di masyarakat. Tradisi kaya begini adalah tradisi yang luar biasa bagus. Ini tradisi yang baik, tradisi silaturahim, tradisi mempererat solidaritas umat Islam," ujarnya.
Fahri mengaku, sejauh ini yang dikenal aktif melakukan tradisi aiwat ini hanya di Kota Geser, Kecamatan Seram Timur.
"Saya tidak tahu, di bagian-bagian lain dari Kabupaten kita, tapi mungkin yang masih hidup kita tahu ini aktif sekali itu di Geser," akuinya.
Baca juga: Bupati Fahri Alkatiri Janji Beri Bantuan Anggaran Pembangunan Masjid Jami Bula Maluku
Baca juga: Tradisi Antar Khatib di Negeri Kian Seram Bagian Timur Maluku
Sementara itu, Ketua Panitia kegiatan Ismail Pattikupang mengaku pasca SBT dimekarkan dari Kabupaten induk Maluku Tengah (Malteng) pada 2003 lalu, tradisi hadrat ini mulai fakum diperingati.
Dengan adanya momentum Idulfitri 1446 Hijriah ini, Pihaknya menganggap penting tradisi ini harus diaktifkan Kembali.
Untuk itu para pemuda mulai mengadakan Tradisi Hadrat dan Aiwat di Kota Bula, dengan tujuan mempererat solidaritas umat Islam serta melastarikan tradisi ini.
“Kegiatan hadrat ini seperti di seluruh wilayah SBT di saat Idul Fitri selalu dilaksanakan, termasuk Bula dulu juga sama. Setelah kabupaten ini mekar, dia sempat fakum beberapa tahun. Untuk itu, hari ini teman-teman pemuda ingin menggagas itu untuk dilahirkan kembali sekaligus sebagai ajang silaturahmi kita semua,” tuturnya.
Ismail Menambahakan tradisi hadrat yang dibuat pihaknya sama dengan yang dilakukan masyarakat di desa-desa lainnya saat Idul Fitri. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.