Pilgub Maluku
Murad Ismail Dinilai Masih Layak Pimpin Maluku Lima Tahun Mendatang
Mantan Gubernur Maluku itu dinilai masih sangat layak melanjutkan kepemimpinan, sebab sudah teruji dan terbukti.
Penulis: Mesya Marasabessy | Editor: Fandi Wattimena
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Mesya Marasabessy
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Calon Gubernur Maluku, Murad Ismail dianggap masih layak memimpin di bumi raja-raja ini dalam lima tahun mendatang.
Mantan Gubernur Maluku itu dinilai masih sangat layak melanjutkan kepemimpinan, sebab sudah teruji dan terbukti.
Kendati demikian, berbagai opini miring terus menjadi bahan sejumlah pihak untuk menyerang Murad.
Murad dinilai tidak mampu berbuat banyak sehingga dianggap gagal selama memimpin Maluku lima tahun lalu.
Terkait hal tersebut, Ketua DPW PKS Maluku, Azis Sangkala, yang juga tergabung dalam koalisi Maluku Maju menegaskan, berbagai isu miring yang menyebut MI gagal memimpin Maluku adalah tidak mendasar.
Ia menjelaskan, Partai Politik termasuk PKS dalam setiap memberikan rekomendasi kepada pasangan calon selalu telah mempertimbangkan berbagai aspek.
Baca juga: Tinjau Kesiapan Logistik Pilkada, Pj Bupati Malra Harap Pesta Demokrasi Berjalan Lancar
Baca juga: Dinkes Ambon Rakor Penyelenggaraan Kota Sehat, Ini Tujuannya
Salah satunya adalah rekomendasi kepada MI.
Sebelum diberikan partai akan evaluasi apakah Murad Ismail telah menjalankan tugas sebagai Gubernur Maluku Periode 2024-2029 dengan baik atau tidak, itu tidak bisa dinilai dari faktor sakit hati melainkan berdasarkan fakta dan data.
“Kita juga yang ada di DPRD Maluku selalu melakukan evaluasi, apakah Pak MI jalankan tugas dan tanggungjawab dengan baik, atau tidak, jalankan aturan perundang-undangan dengan baik atau tidak, prestasinya apa, semua dievaluasi,” katanya, Jumat (15/11/2024).
Dari hasil evaluasi kepemimpinan MI selama lima tahun lalu, dimana dari aspek kemiskinan, banyak oknum-oknum yang sengaja menjelekkan MI dengan mengatakan, selama memimpin Murad tidak berbuat apa-apa dalam mengentaskan kemiskinan di Maluku, bahkan disebut angka kemiskinan meningkat.
“Yang saya heran, pernyataan tersebut sangat tidak sesuai fakta. Itu data dari mana. Sebab dari Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang setiap tahun dikeluarkan, hasilnya sangat berbeda dengan apa yang disampaikan orang-orang tersebut,” tandasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.