Info Terkini

Kunjungi Vatikan, Ansor dkk Memulai Promosi Dokumen Abu Dhabi

Rombongan dipimpin oleh Ketum GP Ansor, Addin Jauharudin dan ditemani oleh para ketum organisai lain dan pengurus organisasinya.

Editor: Fandi Wattimena
Istimewa
Organisasi pemuda lintas agama berkunjung ke Vatikan. Kunjungan ini menandai dimulainya kampanye Dokumen Abu Dhabi. 

TRIBUNAMBON.COM - Organisasi pemuda lintas agama berkunjung ke Vatikan. Kunjungan ini menandai dimulainya kampanye Dokumen Abu Dhabi oleh kelompok ini.

Rombongan dipimpin oleh Ketum GP Ansor, Addin Jauharudin dan ditemani oleh para ketum organisai lain dan pengurus organisasinya.

Mereka adalah Ketum Muhammadiyah Dzulfikar Ahmad Tawalla, Ketum Pemuda Katolik Stefanus Asat Gusma, Ketum Pemuda Kristen (GAMKI) Sahat MP Sinurat dan Ketum Pemuda Hindu (Paradah) I Gede Ariawan. Ketum Pemuda Konghucu batal mengikuti kunjungan ini karena pada keberangkatan mengalami kedukaan.

Dalam kunjungan ini, rombongan didampingi oleh AM Putut Prabantoro dan Mayong Suryo Laksono dari Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI). Hadir pula dalam rombongan tersebut, Rm. Fadjar Tedjo Soekarno Pr, yang berasal dari Keuskupan Malang serta mitra GP Ansor.

Dokumen Abu Dhabi berisi tentang persaudaraan umat manusia yang ditandatangani oleh dua tokoh besar dunia. Yakni Imam Besar Al-Azhar, Syekh Ahmed At-Tayyeb dan Paus Fransiskus pada 4 Februari 2019. Setelah ke Vatikan, menurut Addin Jauharudin, rencananya, kunjungan akan dilanjutkan untuk menemui Imam Besar Al-Azhar, Syekh Ahmed At-Tayyeb di Mesir.

Addin juga menegaskan bahwa rombongan ini juga akan mengunjungi tokoh-tokoj agama dunia dan penerima nobel perdamaian. Terkait dengan itu, Addin akan mengajak tokoh tokoh muda lintas agama sedunia bisa menjadi jembatan dan penggerak solidaritas kemanusiaan dan perdamaian global. 

Baca juga: Sekali Lagi, Paus Fransiskus Serukan Hentikan Perang di Gaza

Dalam penjelasannya di Vatikan pada Selasa (20/04/2024), Addin Jauharudin mengakui bahwa kunjungan ke Vatikan itu merupakan inisiatifnya dan telah dikonsultasikan dengan para ketum organisasi pemuda lintas agama.

Rencana kunjungan itu kemudian direstui dan didukung oleh Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo dan Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Mgr. Antonius Bunyamin. 

Sementara itu para ketum organisasi kepemudaan lintas iman sepakat bahwa kunjungan ini merupakan langkah awal yang bersejarah yang dilandasi kesadaran bahwa pemuda Indonesia bergandengan tangan untuk mewujudkan perdamaian yang pertama di Indonesia dan kemudian ditindaklanjuti ke dunia. Dan organisasi kepemudaan lintas ini sepakat memilih poin ketiga dari Dokumen Abu Dhabi sebagai fokus kampanye.

Poin ketiga Dokumen Abu Dhabi berbunyi, _Keadilan Berdasarkan Belas Kasihan Adalah Jalan Yang Perlu Diikuti Untuk Mencapai Hidup Bernartabat Yang Menjadi Hak Setiap Manusit._

Dzulfikar Ahmad Tawalla mengungkapkan, upaya menegakan keadilan seiring dengan upaya membangun kesejahteraan sosial. Dua hal ini juga sangat dibutuhkan oleh dunia global yang penuh gejolak, konflik sosial dan kemiskinan.

Dirinya mendorong generasi muda di dunia, terlibat berpikir dan bekerja untuk menata semesta, menegakkan keadilan itu semua, membangun kemakmuran itu sesama.

"Sebagai umat Katolik dan Warga Indonesia, menegaskan keKatolikan dan Ke-Indonesiaan kami secara murni (100 persen) dan paralel. Perjalanan ke Vatikan ini saya anggap sebagai perjalanan misi persaudaraan sejati. Organisasi pemuda lintas iman, mempertegas dan memperkuat nilai nilai perdamaian dan toleransi yang diajarkan dan dicontohkan oleh Bapa Suci Paus dan Imam Al Azhar. Ini simbol yang harus terus dirawat dan ditumbuhkembangkan di setiap nafas kehidupan oleh setiap insan,“ tegas Stefanus Asat Gusma. 

Menurut, I Gede Ariawan, dalam Hindu ada ungkapan Vasudhaiva Kutumbakam "Dunia Adalah Satu Keluarga". Gagasan ungkapan tersebut masih relevan hingga saat ini karena menekankan perspektif global, mengutamakan kesejahteraan kolektif di atas kepentingan individu atau keluarga.

Hal ini mendorong dirinya untuk memikirkan kesejahteraan orang lain, memupuk solidaritas dan tanggung jawab global, terutama dalam mengatasi isu-isu krusial seperti perubahan iklim, pembangunan berkelanjutan, perdamaian, dan toleransi terhadap perbedaan. Hiduplah dengan Murah Hati!

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Perang Melawan Tambang Ilegal

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved