Sombar

Usman dan Rahim, Jadi Sombar tuk Para Buruh Angkut di Pelabuhan Tulehu - Malteng

Bagi para buruh bagasi atau buruh angkut di Pelabuhan Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah ada dua orang yang

Penulis: Jenderal Louis MR | Editor: Adjeng Hatalea
TribunAmbom.com / Jenderal Louis
Usman Polanunu (kiri) dan Rahim Maukan (kanan), dua sosok sombar tuk para buruh angkut di Pelabuhan Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Selasa (2/1/2024). 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Jenderal Louis

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Sosok orangtua selalu menjadi sombar atau panutan bagi anak-anak dalam keluarga, maupun dalam sebuah kelompok.

Bagi para buruh bagasi atau buruh angkut di Pelabuhan Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah ada dua orang yang paling dihormati.

Selain karena umurnya yang sudah lanjut usia, tetapi juga teladan serta etos kerja yang ditunjukan.

Ialah Usman Polanunu dan Rahim Maukan.

Usman, pria kelahiran 17 Juli 1956 telah menggantungkan hidupnya sebagai buruh sejak tahun 1984 di Pelabuhan Tulehu.

"Saya sudah bekerja sebagai buruh sejak 1984, dulu masih di Pelabuhan Tulehu Dalam," ungkapnya saat diwawancarai TribunAmbon.com, Selasa (2/1/2024).

Diakuinya, profesi sebagai buruh angkut tergolong mudah saat masa mudanya.

"Pekerjaan ini mudah saja, yang penting kuat dan mau bekerja keras," kata Usman.

Bahkan saat muda dia bisa memikul beban seberat 100 kilogram.

Sukseskan Pemilu 2024, Masa Tinggal Penduduk di Pasar Gambus Kini Diperpanjang

"Dulu waktu masih muda, masih kuat itu bisa pikul sebuah karung kopra dengan berat sekitar 100 kilo," ujarnya sembari tersenyum.

Namun, di usia 67 tahun saat ini ototnya tak lagi mampu memikul beban berat.

Kelemahannya tak serta merta meruntuhkan semangatnya dalam bekerja.

Usman merasa badannya pegal jika hanya berdiam diri dirumah.

"Sudah terbiasa kerja, jadi kalau menganggur dirumah saja rasa badan-badan sakit. Makanya lebih baik tetap bekerja," cetusnya yang akrab disapa Papang.

Masa tuanya kini ditemani sang istri tercinta Salma Tutupoly, bersama 7 orang anak serta 21 orang cucu.

Rekan seangkatan Usman, Rahim Maukan pria kelahiran 28 Agustus 1958 juga menjadi sombar bagi para buruh.

Pria lansia yang akrab di sapa Monri itu mengaku dirinya sudah dilarang anak-anaknya untuk bekerja.

"Sebenarnya di umur begini kita sudah tidak bisa bekerja lagi, anak-anak juga sudah melarang agar tidak bekerja," ungkapnya.

Namun, dia merasa sangat tidak mengenakan jika hanya bersantai-santai di rumah.

Jadwal Kapal Pelni KM LABOBAR di Bulan Ini, Melewati Ambon Tanggal 7 Januari 2024, Catat Waktunya!


"Kalau duduk di rumah tidak enak rasanya, lebih baik ada kesibukan begini saja," tandasnya.

Tampan dan pekerja keras di masa muda menjadi salah satu alasan dia memiliki 3 orang istri.

Dari ketiga istrinya di karuniai 11 anak.

"Dari istri pertama dapat anak 5, istri kedua 5 anak juga, istri ketiga 1 anak. Istri ketiga dan kedua sudah meninggal tersisa istri pertama saja," tuturnya.

Dia berharap kisah hidupnya menjadi inspirasi bagi anak muda masa kini.

"Anak muda sekarang harus kerja keras jangan malas-malasan," tutupnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved