Gejolak Internal PAN Maluku
Gejolak Internal PAN, Pengamat Sebut Optimisme 30 Ribu Suara Terkesan Berlebihan
Meski Ketua PAN Maluku, Wahid Laitupa mengatakan bahwa culup optimis dengan perolehan suara tersebut, menurut Solissa, keoptimisan harus
Penulis: M Fahroni Slamet | Editor: Adjeng Hatalea
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Fahroni Slamet
AMBON,TRIBUNAMBON.COM - Pengamat Politik AB Solissa mengatakan, garansi yang ditawarkan Kolin Leppuy sebagai Plt Dewan Perwakilan Cabang (DPC) Kepulauan Aru kepada Partai Amanat Nasional (PAN) pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 terbilang berlebihan.
"Menurut saya, garansi 30 ribu perolehan suara untuk satu Caleg itu agak berlebihan. Terkecuali semua infrastruktur kekuatan politik digunakan mungkin bisa mencapai angka itu. Tapi rasa-rasanya sulit untuk memobilisir semua kekuatan politik di suatu daerah yang spektrum politiknya beragam, termasuk di Kepulauan Aru," katanya kepada TribunAmbon.com saat dikonfirmasi via telepon Rabu, (20/9/2023).
Meski Ketua PAN Maluku, Wahid Laitupa mengatakan bahwa culup optimis dengan perolehan suara tersebut, menurut Solissa, keoptimisan harus berbading dengan variabel dan parameter yang terukur.
"Setiap partai politik punya strategi pemenangan yang bertujuan mendapat dukungan suara sebanyak-banyaknya di pemilu. Itu hal yang lumrah dalam politik. Semua partai pasti akan optimis menang, atau minimal punya target suara dan jumlah kursi di parlemen. Hanya saja menurut saya perlu ada variabelnya dan parameter yang terukur," lanjutnya.
Baca juga: Ketua PAN Maluku Wahid Laitupa Optimis Soal Perolehan 30.000 Suara di Kepulauan Aru
Paramater tersebut jika diukur secara sistematis terbilang sangat berlebihan.
"Secara matematis kalau kita lihat jumlah daftar pemilih tetap (DPT) Kabupaten Kepulauan Aru itu diangka 71.970 suara. Jumlah suara ini akan diperebutkan oleh 18 partai politik, dimana masing-masing partai calegnya berjumlah 4 orang. Bila ditotalkan, jumlah kandidat Calon Anggota Legislatif DPR RI dari 18 parpol itu adalah 72 orang," lanjutnya.
Lanjutnya, kalau kita bicara soal partisipasi Pemilu yang tidak mungkin 100 persen.
Bila highlight pemilu sebelumnya, tingkat partisipasi warga dalam mencoblos di Aru hanya di kisaran 77,49 persen.
Lanjut analisisnya, PAN dan juga Widya Murad Ismail akan berhadapan dengan tiga tantangan pada Pileg 2024.
"Pertama, Ibu Widya bukan tokoh yang lahir dan besar di Kepulauan Aru sehingga sulit baginya untuk mendapatkan dukungan mayoritas dari masyarakat Aru," lanjutnya.
Selanjutnya, PAN juga tak begitu mengakar di Aru.
"Kedua, PAN bukanlah partai besar di Aru yang memiliki infrastruktur politik yang kuat dan mengakar. Ada Nasdem, PKB, PDIP dan Gerindra yang punya infrastruktur kuat disana. Plus partai-partai papan tengah lainnya seperti Demokrat dan PKPI. PAN hanyalah partai nonseat di Parlemen Aru," lanjutnya.
"Ketiga, Bupati dan Wakil Bupati Aru saat ini bukanlah kader PAN sehingga tak ada dukungan kuat tokoh-tokoh kunci yang bisa memobilisir dukungan politik yang besar dari grassroot," tandasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.