Ambon Hari Ini
Marthen Saiya Hadirkan 32 Kriya di Pameran Seni Rupa 2023
Sementara bahan bakunya kayu sisa atau limbah kayu yang terpakai, kemudian disulap menjadi mahakarya penuh makna.
Penulis: Jenderal Louis MR | Editor: Fandi Wattimena
"Saya menggeluti seni ukir kayu sejak tahun 1984, waktu itu belajar otodidak, membaca beberapa buku-buku majalah untuk menambah wawasan lalu dikombinasikan dengan imajinasi," tuturnya.
Semua karya yang dihasilkannya bersifat limited edition.
Karena berasal dari visualisasi alam ataupun budaya yang diimajinasikan sebelum di rupakan dalam bentuk ukiran kayu.
"Kalau industri mereka membuat ukiran berdasarkan pola atau motif yang sudah ada, produksinya juga banyak. Sementara yang saya hasilkan ini hanya satu tidak dapat dibuat banyak. Karena dari visual kemudian berimajinasi dan menuangkan menjadi sebuah karya," jelasnya.
Lulusan Fakultas Pertanian Unpatti tahun 1990 itu mengungkapkan banyak hasil karyanya yang terjual sampai ke Negara Belanda.
"Kebanyakan ukiran saya laris terjual di Belanda, mereka di sana kan suka dengan ukiran bertemakan Maluku seperti kolekole dan perahu emang, alat musik dan sebagainya," ungkapnya.
Selain itu dirumahnya pun terpajang sekitar 50 koleksi kriya.
"Kalau di rumah saya di Kayu Putih itu ada banyak bisa 50an ukiran yang saya buat, dari yang sekecil genggaman hingga setinggi 3 meter," kata Saiya.
Diketahui, Dinas Pendidikan Provinsi Maluku melalui UPTD Taman Budaya menggelar Pameran Seni Rupa 2023.
Pameran yang digelar sejak 7 Agustus hingga 11 Agustus 2023 bertemakan 'Budaya Beta' dengan sub-tema 'Beta Pung Istori' berlangsung di Gedung Galeri Lia-lia, Taman Budaya, Karang Panjang, Kota Ambon.
Adapun sebanyak ratusan seni rupa yang dipamerkan, di antaranya; 90 lukisan dari komunitas Maluku Mural Family, 10 lukisan dari Kacoatarbang, dan 32 seni rupa pahatan kayu dari Marthen Saiya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.