Makan Daging Sapi yang Mati Sudah Dikubur dan Digali Lagi, 93 Orang Terjangkit Antraks, 3 Meninggal

Sapi yang sudah dikubur digali lagi oleh warga lalu disembelih untuk dikonsumsi, dua sapi lainnya yang juga mati mendadak dikonsumsi tanpa dikubur.

Editor: Fitriana Andriyani
Istimewa/Tribun Jogja
Petugas Balai Besar Veteriner Yogyakarta saat akan mengambil sampel tanah yang tercemar Antraks di Padukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Semanu, Rabu (05/07/2023). (Istimewa) 

Lokasi penyembelihan pun disiram dengan formalin sebanyak 3 kali sejak 3 Juni 2023.

Sebanyak 77 sapi dan 289 kambing diberi antibiotik, dan dua pekan setelahnya atau sekitar tanggal 20 Juni diberikan vaksin.

Menurut Retno, hasil pemeriksaan terakhir pada 17 Juni 2023 menyatakan sampel tanah positif antraks.

Sampel tanah pun rencananya akan diambil lagi untuk pemeriksaan terbaru.

"Kalau masih positif, maka lokasi penyembelihan akan disiram formalin lagi, kalau negatif tanahnya akan kami cor beton agar tidak berbahaya," katanya.

Kepala DPKH Gunungkidul, Wibawanti Wulandari mengatakan tiga sapi tersebut ada yang dibeli dari luar wilayah Gunungkidul, namun ada yang dari lokal.

Berdasarkan hasil pemeriksaan menyeluruh, total ada 6 sapi dan 6 kambing dari Pedukuhan Jati yang positif antraks.

DPKH Gunungkidul langsung melakukan lokalisasi alias pembatasan pergerakan ternak dari Jati, Gunungkidul.

Langkah ini dilakukan sejak 2 Juni 2023, atau setelah laporan temuan kasus diterima.

"Jadi saat Iduladha pun dipastikan tidak ada ternak keluar dari sana, karena sudah distop," kata Wibawanti.

Pihaknya pun mengintensifkan sosialisasi ke masyarakat terkait pencegahan antraks.

Gapura batas Pedukuhan Jati di Kalurahan Candirejo, Semanu, Gunungkidul, Selasa (04/07/2023). Kasus Antraks ditemukan di wilayah ini usai ada warga yang meninggal dunia, awal Juni lalu.
Gapura batas Pedukuhan Jati di Kalurahan Candirejo, Semanu, Gunungkidul, Selasa (04/07/2023). Kasus Antraks ditemukan di wilayah ini usai ada warga yang meninggal dunia, awal Juni lalu. (TRIBUNJOGJA.COM/Alexander Ermando)

Sosialisasi melibatkan perangkat setempat mulai dari kapanewon hingga pedukuhan.

Wakil Bupati Gunungkidul Heri Susanto mengimbau kepada warga untuk tidak mengkonsumsi hewan ternak yang sakit dan mati.

"Imbauannya adalah kepada warga masyarakat yang memiliki ternak terutama kalau sudah ada sakit itu ya jangan disembelih, jangan dikonsumsi. Apalagi kalau sudah mati masih dibrandu bahasanya nggih, kalau di Gunungkidul dibrandu (dibeli bersama-sama dan dibagikan)," kata dia.

"Kami sosialisasi ke masyarakat agar kiranya hewan-hewan ternak yang sudah berpotensi sakit atau terpapar penyakit atau bahkan sudah mati jangan dikonsumsi," kata Heri.

Masyarakat diimbau untuk menjaga kebersihan karena penyakit hewan bisa dari mana saja.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved