Abrasi di Ambon
Ratusan Meter Talud di Negeri Hutumuri - Ambon Amblas akibat Abrasi
Tokoh masyarakat Negeri Hutumuri, Leo Leiwakabessy mengatakan Talud penahan ombak itu amblas akibat abrasi. Talud yang dibuat setinggi 2,5 meter ters
Penulis: Tanita Pattiasina | Editor: Adjeng Hatalea
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Tanita Pattiasina
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Talud penahan ombak di bibir pantai Negeri Hutumuri, Kecamatan Leitimur Selatan, Kota Ambon amblas.
Kerusakan talud sepanjang ratusan meter itu sudah berlangsung lebih dari setahun.
Tokoh masyarakat Negeri Hutumuri, Leo Leiwakabessy mengatakan Talud penahan ombak itu amblas akibat abrasi.
Talud yang dibuat setinggi 2,5 meter tersebut dinilai tak berkualitas, hingga tak mampu menahan kuatnya ombak.
"Ada sekitar 10 sampai 15 meter itu dari tahun lalu, tapi yang yang baru ini ini ada baru satu minggu kemarin itu karena ombak, kira-kira 150 meter itu yang rusak," kata Leiwakabessy kepada TribunAmbon.com, Kamis (4/5/2023).
Dijelaskannya, ada dua jenis talud yang dibangun di Hutumuri. Yakni menggunakan Buis Beton atau cincin dan yang biasa.
Talud dari buis beton hingga kini masih bertahan, namun talud biasa amblas.
Pasalnya, pada proses pengerjaan dasar talud tak dibuat dengan baik.
Ditambah dengan material yang ditimbun oleh warga di bagian belakang talud untuk menopang kini ikut tergerus, terbawa air laut.
"Jadi disini ada dua talud, yang dibangun pertama itu biasa lalu yang kedua itu yang pakai cincin. Yang cincin beton itu kuat, tapi kalau yang biasa ini rusak. Katakan dasar bangunan itu dipakai tenaga manual, jadi ketika ombak pukul terus, itu tidak kuat," jelasnya.
Baca juga: Tak Ditangani Sejak 2020, Abrasi di Pesisir Desa Ubung Jalan Lintas Kecamatan Pulau Buru Makin Parah
Ketua Partai Golkar Cabang Kecamatan Leitimur Selatan itu berharap agar, pemerintah segera memperbaiki talud tersebut.
Bahkan membuat baru, dengan menggunakan buis beton yang lebih kuat.
Mengingat Ambon akan memasuki musim angin timur, yang kekuatan ombak lebih kuat dari hari biasanya.
"Kami berharap agar dibangun kembali, karena perbaiki sudah tidak bisa. Dibuat yang lebih baik. Karena kalau tahun ini tidak dibangun kembali, ini bisa saja kena rumah warga, jaraknya sekitar 3 sampai 4 meter, dan kita masuk musim angin timur akan lebih parah. Kami cuma berharap itu saja," tandasnya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.