Kepemiluan

Kadiv Humas Polri: Info Hoaks Naik 60 Persen Jelang Pemilu 2024

Ketua Komisi Hubungan Antarlembaga dan Luar Negeri Dewan Pers, Totok Suryanto mengatakan, rapat koordinasi itu

Editor: Fandi Wattimena
pixabay/juhele
hoaks 

TRIBUNAMBON.COMDewan Pers menggelar rapat kordinasi bersama Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). 

Rapat digelar di Gedung Dewan Pers Jakarta, Selasa (10/1/2023). 

Ketua Komisi Hubungan Antarlembaga dan Luar Negeri Dewan Pers, Totok Suryanto mengatakan, rapat koordinasi itu dimaksudkan untuk melakukan kerja sama dalam pengawasan, pemantauan, pemberitaan, dan penayangan informasi/iklan terkait dengan pelaksanaan Pemilu 2024.

“Kami masih akan bertemu lagi beberapa kali untuk membuat kesepakatan bersama atau kerja sama,” kata Totok. 

Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Dedy Prasetyo dalam kesempatan tersebut mengingatkan informasi hoaks terkait pemilu merupakan salah satu hal yang perlu mendapat perhatian semua pihak.

“Hasil kajian pemerintah pada pemilu lalu, informasi hoaks meningkat sekitar 60 persen saat menjelang pemilu. Isunya macam-macam. Soal daftar pemilih tetap (DPT) yang muncul beberapa versi, lalu KTP seseorang bertebaran di mana-mana,” papar Dedy. 

Lanjutnya, tugas utama polisi adalah mengamankan seluruh tahapan pemilu hingga selesai.

Harapannya tentu saja agar pemilu berjalan lancar, aman, dan sukses. 

Untuk itu, Polri akan menginisiasi diskusi kelompok terarah (FGD) dalam waktu dekat.

FGD ini akan melibatkan semua pihak yang berkepentingan dengan pelaksanaan dan pemberitaan pemilu. 

Tentang ancaman hoaks ini anggota Dewan Pers, Atmaji Sapto Anggoro, mengingatkan bahwa aparat harus mengantisipasi pelbagai bentuk atau cara untuk menyebar informasi hoaks di media sosial. Namun ia memastikan, itu bukan perkara mudah. 

Pasalnya, para penyebar hoaks itu juga punya cara baru untuk menyiasati penyebaran hoaks.

Baca juga: Duh Ternyata Cerita Anak SD di Ambon Lolos Penculikan Itu Bohong, Itu Cerita Rekaan Si Anak

Baca juga: Bonus Atlet Dibagikan, Sekda Alvin Tuasuun: Jangan Lihat Jumlahnya

Wakil Ketua KPI, Mulyo Hadi Purnomo, Kepala Biro Fasilitas Bawaslu, Asmin Safari Lubis, dan anggota Dewan Pers, Yadi Hendriana, sama-sama mengakui bahwa sangat sulit untuk mengatur media sosial.

Padahal, medsoslah yang paling banyak menyebarkan hoaks. 

Mulyo berpesan supaya media lebih hati-hati dan semakin memahami dampak yang timbul akibat informasi hoaks. 

Secara khusus anggota Dewan Pers, Ninik Rahayu, berharap dalam setiap proses pembuatan aturan terkait pelaksanaan dan pemberitaan pemilu bisa melibatkan Dewan Pers.

“Kami tidak punya kewenangan untuk membuat aturan. Tetapi jika dilibatkan, kami bisa memahami substansinya sehingga memudahkan untuk melakukan pemantauan potensi pelanggaran pada aspek pemberitaan,” tuturnya. (*) 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved