Mata Lokal

Ini Sageru ala Reawaruw, Berikut Proses hingga Kegunaannya

Air Sageru diperoleh dengan menyadap dengan mengiris atau tipar secara langsung dari batang tangkai Pohon Aren atau dalam bahasa lokal disebut Pohon M

|
Penulis: Jenderal Louis MR | Editor: Adjeng Hatalea
TribunAmbon.com / Adjeng
SAGERU: Salah satu Mama Papalele yang memperdagangkan Sageru di Jalan Yaan Pays, Batu Meja, Sirimau, Kota Ambon, Sabtu (24/12/2022). 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Jenderal Louis

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Sageru merupakan salah satu minuman tradisional khas Maluku.

Air Sageru diperoleh dengan menyadap dengan mengiris atau tipar secara langsung dari batang tangkai Pohon Aren atau dalam bahasa lokal disebut Pohon Mayang.

Mengambil air Sageru tidak sesederhana seperti yang orang bayangkan.

"Ada tahapan, teknik, serta pantangan khususnya," ujar Petani Mayang, Jeki Reawaruw (31), kepada TribunAmbon.com sekitar pukul 20.30 WIT, Jumat (23/12/2022).

Langkah pertama Petani Mayang harus naik ke atas pohon menggunakan tangga khusus yang dibuat dari batang bambu.

"Jadi pertama itu harus naik lalu kupas batang tangkai , setelah itu digoyang-goyang, proses ini dilakukan sekitar satu minggu, " tuturnya.

SAGERU: Petani Sageru, Jeki Reawaruw (31), saat diwawancarai TribunAmbon.com sekitar pukul 20.30 WIT, Jumat (23/12/2022).
SAGERU: Petani Sageru, Jeki Reawaruw (31), saat diwawancarai TribunAmbon.com sekitar pukul 20.30 WIT, Jumat (23/12/2022). (TribunAmbon.com / Jenderal)

Setelah seminggu, tangkainya diiris menggunakan pisau yang dikhususkan untuk proses ini, lalu dibungkus dan dibiarkan selama satu malam, tahap ini namanya ‘Matawanang’.

"Kalau sudah Matawanang, kita cek lagi setiap hari, biasanya hati ketiga kalau sudah keluar busa maka sudah bisa dipanen airnya," ujar Reawaruw yang sudah menjadi tukang tipar selama 11 tahun itu.

Lanjutnya, perlakuan terhadap Mayang pun istimewa, pasalnya mengiris tangkai dilakukan setiap pagi hari sekitar pukul 07.00 WIT hingga pukul 10.00 WIT, kemudian pada sore hari sekitar pukul 15.00 WIT.

"Jumlah air Sageru yang diperoleh pun bergantung pada cuaca, kalau musim hujan itu airnya agak kurang dibanding musim kemarau," tandasnya.

Adapun pantangannya tidak boleh naik pohon dengan wangi-wangian.

"Kalau naik pohon itu tidak boleh pakai parfum atau pakai minyak rambut, pokoknya tidak boleh berbau wangi, juga tidak boleh sembarang orang yang naik untuk tipar karena itu akan mempengaruhi jumlah dan kualitas air sageru, " ucapnya.

Tambahnya, secara logika memang hal tersebut di luar nalar, namun itu yang dialaminya selama 11 tahun bekerja sebagai Petani Mayang.

SAGERU: Sageru adalah salah satu minuman tradisional di Maluku.
SAGERU: Sageru adalah salah satu minuman tradisional di Maluku. (TribunAmbon.com / Adjeng)

"Tidak ada kalimat atau ritual khusus, berdoa dalam hati saja kepada Tuhan sebelum naik pohon mayang," tutupnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved