Gempa Berpusat di Cianjur
Potret Atalia dan Ridwan kamil Berboncengan Sepeda Motor untuk Kirim Bantuan ke Korban Gempa Cianjur
Potret kerjasama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bersama istrinya, Atalia dalam membantu sejumlah warga yang kena dampak gempa di Cianjur.
Penulis: Sinatrya Tyas | Editor: Fitriana Andriyani
lihat foto
Posko pakuan
CP. Teh Naneu +62 878-2345-5185," tulis Atalia.
BERIKUT POTRETNYA
Atalia Ridwan Kamil Beri Bantuan untuk Warga 5 Desa di Cianjur
Membonceng sepeda motor, istri Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Atalia Praratya Ridwan Kamil turun langsung memberikan bantuan kepada para korban gempa bumi Cianjur.
Ia mencari korban gempa yang kurang atau belum terjangkau bantuan dan perhatian para penolong.
Atalia menyisir Desa Nagrak, dilanjutkan ke Salahuni, Mangunkerta, Gasol, serta Limbangansari.
Baca juga: Ridwan Kamil Sampaikan Duka Cita Atas Berpulangnya Mantan Menteri ATR BPN Ferry Mursyidan Baldan
Baca juga: Ridwan Kamil Beri Nama Bayi Perempuan yang Lahir di Tenda Pengungsian, Gempita Shalihah Kamil
Baca juga: Ridwan Kamil Kabarkan Kantor Balai Kota Bandung Sudah Berhasil Dipadamkan, Tak Ada Korban Jiwa
"Hari ini saya berusaha untuk mencapai wilayah-wilayah yang jarang didatangi oleh orang lain," ujar Atalia di SDN Kencana Sari, Minggu (4/11/2022)
Ini dilakukan untuk memastikan seluruh korban gempa bumi Cianjur mendapat bantuan logistik dan penyembuhan psikis tanpa terkecuali, terutama perempuan dan anak-anak.
"Jadi tadi lebih masuk ke pedalaman untuk memastikan bahwa masyarakat mendapatkan bantuan, tapi alhamdulillah saya melihat bantuan itu sudah cukup baik masuk sampai ke pelosok," kata Bunda Jabar.
Sebelumnya istri Gubernur Ridwan Kamil juga telah memberikan bantuan panel-panel seperti tikar agar para penyintas gempa bumi dapat tidur dengan nyaman dan aman.
Atalia juga mengucapkan banyak terima kasih kepada para relawan yang sudah memperhatikan masyarakat Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
"Jadi saya ucapkan terima kasih, perhatiannya luar biasa bagi masyarakat. Sekarang tinggal kita mulai lagi menata kehidupan mereka," ungkapnya.
Tak hanya bahan pokok, penyintas juga sangat membutuhkan penanganan di wilayah psikis, sehingga masyarakat harus mendapatkan trauma healing.
"Kita juga harus perbanyak alat trauma healing membuat mereka menerima keadaan dan survive. Penyintas adalah manusia yang survive, mereka bisa beradaptasi. Jadi yang paling penting saling menguatkan," kata Atalia.
