Tentang Kota Ambon
Kota Ambon di Mata Musisi Agil Gabagababeatz; Tetap Manise
Lahir dengan nama Gilang Iskandar Ramadhan pada 6 April 1990, ia dikenal dengan nama panggung Agil Gabagababeatz. Tak asing bukan?
Penulis: M Fahroni Slamet | Editor: Adjeng Hatalea
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Fahroni Slamet
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Kota Ambon selalu melekat dengan sematan 'Manise'.
Hal ini juga dikemukan oleh seorang seniman lokal yang mungkin sering kita dengar.
Namanya cukup berseliweran di kanca musik Hip-hop lokal bahkan Nasional.
Lahir dengan nama Gilang Iskandar Ramadhan pada 6 April 1990, ia dikenal dengan nama panggung Agil Gabagababeatz.
Tak asing bukan?
Keberadaannya pada skena Musik Hip-hop tidak terbilang baru.
Dalam beberapa lagunya, pria yang akan segera melakukan konsernya pada tanggal 20 November 2022 ini selalu nyaman dengan penggunaan bahasa dan dialeg khas Melayu Ambon.
Hal ini membuktikan Agil sangat mencintai Kota Ambon 'Manise' ini.
Berikut hal-hal yang membuat Agil mencintai kota yang merupakan inspirasinya dalam berkarya.
Apa yang disukai dari Kota Ambon?
Bukan tak mungkin, setiap sudut kota dengan luas 359,4 km⊃2; ini memiliki daya tarik dan nuansa tersendiri.
Hal ini pun diakui Agil sebagai hal yang ia favoritkan.
“Kalo yang disukai? Ya pastinya setiap sudut Kota Ambon," ujar Agil saat diwawancarai TribunAmbon.com Rabu (17/11/2022).
Pria yang merantau di Jakarta ini juga menyebutkan sejumlah destinasi Wisata Maluku yang tersebar di Pulau Ambon sebagai tempat paling pas untuk melarikan diri dari kepenatan dan hiruk-pikuk perkotaan.
“Sebenarnya banyak, ada Morela dan pantai-pantai yang lain, tapi kalo disuruh pilih satu, ya Pantai Liang,” sebutnya.
Pantai Liang sendiri menyimpan memori masa kecilnya ketika berlibur bersama keluarga.
Apa makanan khas Maluku yang direkomendasikan?
“Papeda, Ikan Kuah Kuning,” dengan lantang Agil menjawabnya.
Menurutnya, Papeda dan Ikan Kuah Kuning adalah perpaduan paling pas untuk dicicipi ketika berkunjung ke Kota Ambon.
Di Maluku sendiri kaya dengan kulinernya.
Camilan orang Maluku yang sulit ditemukan di tempat lain pun masuk dalam list favoritnya.
“Jajanan ? Beta suka Sagu Tumbu, beta suka Sagu Gula,” Lanjutnya.
Oleh-oleh khas yang di rekomendasikan Agil
Berkunjung ke Kota Ambon memang tak lengkap jika tak membawa buah tangan atau oleh-oleh.
Minyak Kayu Putih selalu menjadi incaran para pelaku perjalanan, ketika bepergian.
Untuk itu, hampir di semua pusat belanjaan Oleh-oleh Khas Maluku, pasti terdapat Minyak Kayu Putih yang berjejer bersamaan dengan produk lainnya.
Hal ini juga kerap dilakukan Agil.
Jika diberi Rp. 500 ribu, mau ke mana?
Lagi-lagi Agil menyebutkan Pantai Liang sebagai destinasi yang ingin ia tuju ketika diberi pilihan dengan uang senilai Tp. 500 ribu.
“Ya pergi Pantai Liang,” lanjutnya dalam tawa.
Musisi lokal yang diidamkan?
Banyak anak muda yang menggandrungi sang legend, mendiang Glenn Fredly, tak terkecuali Agil.
“Glenn Fredly tetap,” Ujar Agil.
Menurut Agil, Glenn dalam karya-karyanya sangat menyentuh dan membikin penikmatnya turut larut dalam lagu yang dibawakan.
“Belum pernah ada hubungan emosional, tapi dia punya musik bisa bikin kita jdi emosional,” Ujar pria yang punya hobi bermusik ini.
Baca juga: Bertugas di Daerah Perbatasan, Anggota TNI Ini Sebut Kota Ambon Selalu Jadi Rumah untuk Pulang
Dia pun mengakui bahwa sosok Gleen tak bisa digantikan oleh siapapun.
Apa yang perlu ditingkatkan di Kota Ambon?
Dari segi apa yang harus ditingkatkan dari Kota Ambon sendiri, Agil sangat serius dalam membahas infrastruktur dan segala hal yang terkait dengan musik.
Pasalnya, Kota Ambon adalah Kota Musik, namun masih banyak hal yang kurang dari Ambon sendiri soal Musik.
“Banyak sih yang harus ditingkatkan, ini agak sensitif ya, tapi yang harus ditingkatkan itu adalah musik karena ini City of Music, beta lihat banyak wacana sana-sini yang kritis soal Kota Musik kita (Ambon) karena masih kurang banyak fasilitas penunjang untuk musik dan musisi di Kota Ambon yang mau berkarya,” lanjutnya.
Dia berharap, ke depannya lebih banyak lagi infrastruktur musik yang bisa membangun minat para musisi agar tetap berkarya.
Menciptakan ruang-ruang yang mampu mengapresiasi keberadaan para musisi di Kota Ambon, agar secara umum kota ini benar-benar diingat sebagai City of Music.
Apa itu Kota Ambon?
“Masih tetap Manise,” tandasnya.(*)