Tentang Kota Ambon

Tentang Kota Ambon menurut Eko Poceratu?

Kota Ambon yang manise ini adalah kota yang berjuang, begitu kira-kira pandangan Eko Poceratu, penyair yang melekat

Penulis: M Fahroni Slamet | Editor: Fandi Wattimena
TribunAmbon.com/ Fahroni Slamet
Eko Poceratu ketika di wawancarai Tentang Kota Ambon di kediamannya, Senin (17/10/2022). 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Fahroni Slamet

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Eco Poceratu, penyair yang pernah bertandang ke Negeri Belanda berkat kumpulan puisi berjudul “Hari Minggu Ramai Sekali” itu menggambarkan Kota Ambon bukan hanya keindahaannya.

Kota Ambon yang manise ini adalah kota yang berjuang, begitu kira-kira pandangan Eko Poceratu, penyair yang melekat dengan puisi Satire itu.

Kerap dalam karyanya, Eko menyuarakan rintihan perjuangan Kota Ambon.

Berikut, tujuh jawaban Eko tentang kota berpenduduk lebih dari 350 ribu jiwa itu.

1. Tempat wisata kesukaan

Eko mengaku jarang sekali mengunjungi tempat wisata ataupun tempat nongkrong.

“Saya lebih suka pergi ke Pasar Mardika,” ujar Eko kepada TribunAmbon.com ketika ditemui di kediamannya, Senin (17/10/2022).

Pasar Mardika sesuatu yang istimewa, pasalnya pusat perdagangan ini banyak menyumbang inspirasi untuknya.

“Kalo mau liat Ambon secara lengkap, itu harus ke Mardika, tempat itu kompleks, semua masalah ada, semua permasalahan hidup ada” lanjutnya.

2. Kuliner kesukaan.

Menyoal kuliner, peraih penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa itu setuju papeda dan ikan kuah kuning sangat khas karena memiliki cita rasa yang kaya akan rempah.

Meski begitu dia juga Merekomendasikan Colo-colo dan ikan bakar.

“Colo-colo, ikan bakar, seng ada lawan” tandasnya.

3. Ole-ole wajib di Kota Ambon.

Tampak Kota Ambon Manise
Tampak Kota Ambon Manise (TribunAmbon.com/ Fandi Wattimena)

Eko menyarankan kepada Tribuners ketika bertandang ke Ambon untuk membawa Sagu dalam bentuk olahan apapun.

“Semua olah sagu, sagu gula, sagu tumbu," ujarnya.
Menurutnya selain menjadi ole-ole yang nomor satu untuknya, dia juga menyayangkan perihal dampak modernisasi yang membuat sagu mulai dilupakan.

4. Jika budget 500 ribu mau buat apa?

Pria ini mengaku ingin membuat show kecil jika diberi uang Rp 500 ribu.

Hal unik ini dia sampaikan kepada TribunAmbon.com, karena menurutnya kota ini sudah indah disegala sudut.
Menambah ikon wisata seperti event puisi dan musik menjadi penting.

“Kayaknya seru kalo kita menyediakan ruang dan panggung, karena hal seperti itu tidak banyak di Kota Ambon," cetusnya.

Selain itu, dia juga ingin mencetak banyak buku dari uang tersebut.

“Cetak buku !, mencetak buku juga adalah karya” tegasnya.

Menurutnya dengan mencetak buku, ikon wisata pada Ambon akan bertambah.

5. Penggiat seni Kota Ambon.

Sebagai penyair, eko memiliki idola yang membantu dia, mengukuhkan karakter tulisannya.

“Penyair yang beta kasihi Widji Thukul dan beta pung guru, Rudi Fofid,” ungkap Eko.

6. Saran ?

Menurutnya yang penting dan perlu ditingkatkan adalah apresiasi.

Sehingga seniman para seniman di Kota Ambon tidak perlu ke daerah lain untuk berkarya.

“Kita bisa lihat lah ruang-ruang tersebut belum diaktivasi, ruang-ruang yang dimana kita harus berkarya namun belum ada,” tegasnya.

7. Kesannya akan Kota Ambon.

“Kota Ambon e? Kota Ambon tuh kota melawan, kota,, kepala batu dalam hal positif,”.

Menurutnya anak-anak muda Kota Ambon selalu melawan dengan kepala batu, namun ada hal yang manis dalam perlawanan itu.

“Dalam kota ini kita akan menjumpai banyak orang yang memilki jiwa kasih, kita masih bisa makan di rumah saudara, atau dari hal kecil seperti lampu sen nyala kita masih diingatkan”. tandasnya.

Hal itu menurutnya tidak banyak ditemukan di kota-kota lain.

Dan itu akan selalu menjadi kasih dalam perlawanan kota manise yang sedang melawan dengan kepala batu ini.(*)

Sumber: Tribun Ambon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved