Trend
Asmat Souvenir, Barang Antik se-Indonesia Ada di Ambon
Toko tersebut dinamai Asmat Souvenir, sesuai dengan nama pemiliknya. Mengoleksi barang-barang antik awalnya hanyalah sebuah hobi bagi Asmat (Alam).
Penulis: Jenderal Louis MR | Editor: Adjeng Hatalea
Meski sulit menjual barang antik ditengah gempuran modernisasi, namun, Darwati yang melanjutkan usaha tersebut, mengaku senang, bisa menjaga barang-barang peninggalan suaminya.
Buku-buku kuno koleksi suaminya pun dia susun rapi pada dinding sebelah kanan pintu masuk toko.
Sejak pandemi lalu, peminat barang-barang kuno mulai berkurang, Darwati pun harus "Nyambi" berjualan rokok, Snack, dan minuman kemasan di toko itu.
"Kalau sejak pandemi ini kurang peminat, belum ada lagi kolektor yang datang untuk beli. saya tahan-tahan dengan berjualan rokok, Snack, dan minuman, tapi untuk buku-buku kuno setiap hari selalu saja ada yang beli," ujarnya.
Tak hanya menjual, Asmat Souvenir pun juga membeli koleksi barang-barang antik yang biasa dibawa oleh komunitas-komunitas tertentu.
"Biasa kalau ada orang bawa, jual disini, kami beli juga," kata dia.
Lewat usahanya itu, Almarhum Asmat dan Darwati mampu menyekolahkan kedua putrinya hingga sarjana.
Kedua putrinya tersebut pun sudah menikah dan ikut dengan suaminya masing-masing diluar Maluku.
Darwati berpesan, jika barang-barang kuno terus dijaga dan dirawat, maka benda tersebut akan membawa rejeki untuk orang yang merawatnya.
"Barang-barang ini memang tidak bisa bicara, memang terlihat tidak berharga, namun kalau kita rawat, beberapa tahun kedepan, benda ini pasti bernilai tinggi," tandasnya.(*)