Global

Sehari Setelah Kunjungan Jokowi, Rusia Tingkatkan Serangan ke Ukraina

Namun, peningkatan serangan Rusia itu tidak terjadi di Kota Irpin, Ukraina utara yang baru dikunjungi Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana, maupun di

Editor: Adjeng Hatalea
(AP PHOTO/ALEXEI ALEXANDROV)
Konvoi militer Rusia bergerak di jalan raya di daerah yang dikuasai oleh pasukan separatis dukungan Rusia di dekat Mariupol, Ukraina, Sabtu, 16 April 2022.(AP PHOTO/ALEXEI ALEXANDROV) 

"Perang Presiden Putin melawan Ukraina telah menghancurkan perdamaian di Eropa dan telah menciptakan krisis keamanan terbesar di Eropa sejak Perang Dunia Kedua," kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dalam konferensi pers. "NATO telah merespons dengan kekuatan dan persatuan," tambah dia.

Inggris sendiri telah mengatakan akan memberikan tambahan 1 miliar pound (1,2 miliar dollar AS) dukungan militer ke Ukraina, termasuk sistem pertahanan udara, kendaraan udara tanpa awak dan peralatan perang elektronik baru.

Serangan rudal

Ketika 30 pemimpin nasional NATO bertemu di Madrid, pasukan Rusia dilaporkan telah mengintensifkan serangan di Ukraina, termasuk serangan rudal dan penembakan di wilayah Mykolaiv, Ukraina selatan yang dekat dengan garis depan dan Laut Hitam.

Wali kota Mykolaiv mengatakan sebuah rudal Rusia telah menewaskan sedikitnya lima orang di sebuah bangunan perumahan di sana, sementara Moskwa mengatakan pasukannya telah menghantam apa yang disebutnya sebagai pangkalan pelatihan tentara bayaran asing di wilayah tersebut.

Baca juga: Jokowi saat Tinjau Reruntuhan Apartemen di Kota Irpin-Ukraina; Semoga Tidak Ada Lagi Kerusakan

Di Kota Lysychansk, pertempuran tanpa henti terjadi. Ini terjadi ketika pasukan Rusia tengah mencoba untuk merebut wilayah industri Donbass timur atas nama proksi separatis. Donbass terdiri dari provinsi Donetsk dan Luhansk.

Presiden Volodymyr Zelenskiy sekali lagi telah mengatakan kepada NATO bahwa pasukan Ukraina membutuhkan lebih banyak senjata dan uang, dan lebih cepat, untuk mengikis keunggulan besar Rusia dalam artileri dan daya tembak rudal, dan mengatakan ambisi Moskwa tidak berhenti di Ukraina.

Invasi Rusia yang dimulai pada 24 Februari telah menghancurkan kota-kota, membunuh ribuan orang dan membuat jutaan orang mengungsi.

Rusia mengatakan sedang mengejar "operasi militer khusus" untuk menyingkirkan Ukraina dari nasionalis berbahaya. Di sisi lain, Ukraina dan Barat menuduh Rusia melakukan perampasan tanah bergaya kekaisaran tanpa alasan.

Pejabat tinggi intelijen AS Avril Haines mengatakan pada Rabu bahwa skenario jangka pendek yang paling mungkin adalah konflik yang menggila di mana Moskwa hanya mendapatkan keuntungan tambahan, tetapi tidak ada terobosan pada tujuannya untuk menguasai sebagian besar Ukraina.

(Kompas.com / Irawan Sapto Adhi)

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved