Global
Bencana Kelaparan Global akan Paksa Barat Cabut Sanksi atas Perang di Ukraina
Margarita Simonyan, pemimpin redaksi media yang dikendalikan pemerintah Rusia, RT, membuat pernyataan tersebut selama Forum Ekonomi Internasional St P
MOSKWA, TRIBUNAMBON.COM - Barat diklaim akan terpaksa mencabut sanksi atas Rusia di tengah ancaman bencana kelaparan global.
Hal itu diklaim Seorang pembawa acara TV pemerintah Rusia dan juru bicara Vladimir Putin
Margarita Simonyan, pemimpin redaksi media yang dikendalikan pemerintah Rusia, RT, membuat pernyataan tersebut selama Forum Ekonomi Internasional St Petersburg tahun ini.
Simonyan, yang menjadi moderator forum tahun ini, mengatakan dia mendengar dari orang-orang beberapa kali di Moskwa bahwa: "Kami semua berharap pada kelaparan."
"Ini maksudnya. Artinya kelaparan akan dimulai sekarang dan mereka akan mencabut sanksi dan berteman dengan kita, karena mereka akan menyadari bahwa itu perlu," lanjut Simonyan sebagaimana dilansir Newsweek pada Selasa (21/6/2022).
Para pemimpin Barat memberlakukan sanksi berat terhadap Rusia sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari.
AS, misalnya, melarang semua impor gas dan minyak Rusia, sementara Inggris secara bertahap menghentikan impor minyak Rusia pada akhir tahun.
Jerman telah menghentikan rencana untuk membuka pipa gas Nord Stream 2 dari Rusia, dan Uni Eropa berjanji untuk menghentikan impor batubara dari Rusia pada Agustus.
Sanksi yang meluas juga telah memukul individu, bisnis, dan bank terkemuka. Nama-nama besar seperti McDonald's, Starbucks, dan Coca-Cola, telah sepenuhnya menarik diri dari Rusia sebagai tindakan protes terhadap perang Putin.
Baca juga: Jokowi Bakal Jadi Pemimpin Asia Pertama yang Kunjungi Rusia & Ukraina di Tengah Konflik
Rusia, sementara itu, dituduh memblokir pelabuhan Ukraina dan memperburuk krisis pangan global. Menurut PBB, krisis pangan didorong ke tingkat bahaya kelaparan, karena perang di Ukraina mengakibatkan kurangnya ekspor biji-bijian, sebagian didorong oleh blokade Laut Hitam dan penyitaan lahan pertanian Rusia di Ukraina.
Putin telah berjanji mencabut blokade, jika sanksi barat yang dikenakan sebagai tanggapan atas apa yang disebutnya "operasi militer khusus" di Ukraina dihapus.
"Yang paling penting dari semuanya, kita harus mengakhiri perang di Ukraina," Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, mengatakan kepada Dewan Keamanan pada 19 Mei, mencatat bahwa distribusi makanan adalah sebuah masalah.
Sara Menker, pendiri dan kepala eksekutif Gro Intelligence, mengatakan bahwa sebelum perang, Rusia dan Ukraina menyediakan hampir sepertiga dari ekspor gandum dunia, dan termasuk di antara lima pengekspor jagung global teratas. Semua pelabuhan Ukraina tetap ditutup di tengah konflik yang sedang berlangsung.
Seorang perwakilan Ukraina mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa perang Putin mengancam sekitar 400 juta orang di seluruh dunia yang bergantung pada ekspor gandum Ukraina, yang hampir berhenti karena penyumbatan pelabuhan Ukraina.
Rusia juga menyita biji-bijian Ukraina untuk konsumsi sendiri atau untuk dijual secara ilegal di pasar internasional, klaimnya. Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell Fontelles menuduh Putin sengaja berusaha "menciptakan kelaparan di dunia untuk memberi tekanan... pada Uni Eropa."