Global
Wilayah Ukraina yang Diduduki Moskwa Bisa Gelar Referendum untuk Gabung Rusia
Wilayah-wilayah yang dikuasai Moskwa di Ukraina selatan dapat menggelar referendum untuk menjadi bagian dari Rusia pada awal Juli, kata seorang anggot
MOSKWA, TRIBUNAMBON.COM - Wilayah-wilayah yang dikuasai Moskwa di Ukraina selatan dapat menggelar referendum untuk menjadi bagian dari Rusia pada awal Juli, kata seorang anggota parlemen senior Rusia pada Rabu (1/6/2022).
Ukraina sebelumnya menuduh Moskwa merencanakan untuk menggelar referendum kemerdekaan palsu di wilayah Kherson dan Zaporizhzhia.
"Saya tidak mengesampingkan bahwa ini mungkin terjadi pada awal Juli," kata Leonid Slutsky, kepala komite urusan luar negeri parlemen dan anggota senior tim perunding Moskwa dengan Ukraina.
"Saya tidak akan memprediksi di mana itu akan terjadi, tetapi saya berasumsi bahwa wilayah-wilayah yang dibebaskan akan mengadakan referendum kurang lebih secara bersamaan," kata Slutsky dalam komentar yang dikutip oleh kantor berita Rusia. Kantor berita AFP melaporkan, ia menyebut langkah untuk menggelar pemungutan suara di Ukraina itu adalah hal yang logis.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengerahkan pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, tetapi Moskwa berulang kali menekankan pihaknya tidak berusaha menduduki wilayah Ukraina.
• Satu Area di Tambang Emas Gunung Botak Ini Tak Pernah Ditertibkan
Namun, suara-suara dari pejabat Rusia dan pro-Moskwa mengindikasikan bahwa pasukan Rusia bermaksud tetap berada di wilayah yang dikontrolnya di Ukraina selatan, seperti Kherson dan sebagian besar Zaporizhzhia.
Otoritas separatis di wilayah Donetsk dan Luhansk di Ukraina timur bekata, mereka juga ingin menjadi bagian dari Rusia.
Komentar Slutsky menyusul komentar dari anggota parlemen senior lainnya, Andrei Turchak, yang mengatakan bahwa tidak diragukan keempat wilayah itu akan bergabung dengan Rusia.
Kremlin pada Rabu (1/6/2022) berujar, orang-orang di Kherson, Zaporizhzhia, Donetsk, dan Luhansk bebas untuk memilih masa depan mereka.
"Kami tidak ragu bahwa mereka akan membuat keputusan terbaik," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.
Rusia mengerahkan tentara ke Ukraina dengan dalih melindungi penduduk berbahasa Rusia di timur negara tetangganya itu.
Sebelum perang 2022, Rusia mencaplok semenanjung Crimea dari Ukraina pada 2014 dab menggelar referendum yang dikecam sebagai ilegal oleh Barat.
(Kompas.com / Aditya Jaya Iswara)