Polda Metro Jaya Tegaskan Fahri Tak Digantikan Siswa Titipan, Tak Lulus Tes Buta Warna Bintara Polri

Tak ada siswa titipan, gugurnya Fahri karena buta warna membuat satu peserta dengan peringkat di bawahnya akan naik untuk mengisi kuota yang kosong.

Kolase Instahram @hillarybrigitta
Tak ada siswa titipan, gugurnya Fahri karena buta warna parsial otomatis membuat satu peserta dengan peringkat di bawahnya akan naik untuk mengisi kuota calon Bintara Polri yang kosong. 

TRIBUNAMBON.COM - Kepala Biro SDM Polda Metro Jaya Kombes Langgeng Purnomo memastikan tak ada siswa titipan dalam seleksi Bintara Polri 2022.

Pernyataan itu berkaitan dengan viralnya video peserta bernama Fahri Fadilah Nur Rizki yang merasa digagalkan dan digantikan peserta lain.

Langgeng menegaskan Fahri gagal dalam supervisi sebelum dimulainya pendidikan sesuai dengan prosedur.

Gugurnya Fahri dalam tahap tersebut otomatis membuat satu peserta dengan peringkat di bawahnya akan naik untuk mengisi kuota yang kosong.

"Apabila satu tidak memenuhi syarat, kemudian ranking di bawahnya naik," ujar Langgeng, dilansir Kompas.com, Senin (31/5/2022).

Lebih lanjut, Langgeng menjelaskan pergantian posisi calon peserta tersebut dilakukan lewat sidang terbuka dan disaksikan oleh dewan pengawas.

"Tambahan, satu ini bukan atensi (untuk memasukan siswa lain). Ini adalah langkah untuk memenuhi kuota didik, prosesnya pun dilakukan secara prosedur dan melibatkan pengawas juga," ungkap Langgeng.

Baca juga: Viral Fahri Merasa Digagalkan Masuk Bintara Polri, Ternyata Tak Lolos karena Buta Warna Parsial

Dikabarkan sebelumnya, Fahri dinyatakan gagal dalam seleksi tahap dua calon Bintara Polri 2022 karena mengidap buta warna parsial.

Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabid Dokkes) Polda Metro Jaya Kombes Didiet Setioboedi menjelaskan bagaimana Fahri berhasil lolos seleksi tahap satu.

Didiet menduga Fahri lolos seleksi tahap satu karena menghapal tata letak soal dan jawaban dalam buku tes buta warna.

"Kemungkinan terbesar yang belajar tentang buta warna, dia menghafal (tata letak)," ujar Didiet.

Pasalnya, buku untuk tes buta warna yang dipakai dalam seleksi ini banyak diperjualbelikan di apotek atau alat kesehatan.

Dugaan itu diperkuat dengan gagalnya Fahri dalam pemeriksaan buta warna yang lebih mendalam.

"Setelah pemeriksaan mendalam sekali, baru ketahuan. Kemungkinan dia belajar dan menghafal di buku ini, karena dari tahun ke tahun pakai buku ini," imbuhnya.

Baca juga: Polisi Texas Dikecam karena Lambat Merespons Penembakan di SD Robb

Baca juga: Oknum Polwan di Maluku Terciduk Tengah Berduaan dengan Seorang Pendeta

Tidak Buta Warna Jadi Syarat Mutlak Bintara Polri

Halaman
12
Sumber: Tribun Ambon
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved