Anak Ridwan Kamil Ternyata Sudah Memastikan Titik Aman sebelum Berenang, Punya Sertifikat Diving

Sebelum hanyut di Sungai Aare, Bern, Swiss, Emmeril Kahn Mumtadz ternyata telah memastikan memilih titik yang aman untuk berenang.

Kolase Instagram @emmerilkahn/bern.com
Sebelum hanyut di Sungai Aare, Bern, Swiss, Emmeril Kahn Mumtadz ternyata telah memastikan memilih titik yang aman untuk berenang. 

TRIBUNAMBON.COM - Sebelum hanyut di Sungai Aare, Bern, Swiss, Emmeril Kahn Mumtadz ternyata telah memastikan memilih titik yang aman untuk berenang.

Putra sulung Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil tersebut bahkan merupakan perenang yang andal dan memiliki sertifikat diving atau menyelam.

Hal itu disampaikan adik Ridwan Kamil, Elpi Nazmuzaman dalam konverensi pers virtual, Sabtu (28/5/2022).

Elpi membeberkan, keponakannya sempat mensurvei sejumlah titik yang keadaan arusnya dinilai aman untuk berenang.

"Jadi sebelum melakukan kegiatan berenang, Eril memastikan titik aman. Beberapa titik diperhatikan, bahkan titik jembatan langsung dicoret karena dirasa tidak aman. Dan dia memastikan titik turunnya yang ada tangga, jadi survei beberapa titik,” jelas Elpi, dilansir Kompas.com.

Eril, tambah Elpi, memiliki kemampuan mengukur arus karena memiliki sertifikat menyelam.

Baca juga: Swiss Sambut Baik Permintaan Penerbitan Yellow Notice untuk Pencarian Anak Ridwan Kamil

Baca juga: Interpol Swiss Diminta Keluarkan Yellow Notice untuk Pencarian Anak Ridwan Kamil

“Dari sisi kesiapan, Eril merupakan pemuda yang rajin olahraga, bisa berenang, punya sertifikat diving, punya kemampuan menilai dan mengukur arus.”

"Sehingga hal tadi diperhatikan,” imbuhnya.

Bahkan, dalam rombongannya, Eril jugalah yang memutuskan siapa saja yang boleh turun ke sungai.

Eril mempertimbangkan kondisi fisik kerabatnya terkait kesiapan untuk berenang, hingga akhirnya hanya ada tiga orang yang dinilai siap.

“Bahkan dari informasi keluarga, beliau memastikan siapa saja yang layak turun. Eril mengatur yang boleh turun hanya tiga orang, karena dia melihat kesiapan,” jelas Elpi.

Elpi juga mengatakan, untuk memastikan keselamatan kerabatnya, Eril berada di posisi paling akhir saat berenang.

“Kami yakin rasa tanggung jawab beliau dan insting beliau yang memutuskan mengambil posisi paling belakang karena ingin memastikan semua dalam posisi safety,” terangnya.

Baca juga: Update Pencarian Putra Ridwan Kamil, Terhambat karena Pepohonan Lebat dan Air Sungai yang Keruh

Namun, debit air Sungai Aare kala itu cenderung tinggi sehingga membuat kondisi arus lebih kuat dari biasanya.

“Karena berdasarkan informasi keluarga, kebetulan di hari itu debit air relatif lebih tinggi dari hari sekarang. Itu yang mungkin ada situasi yang qodarullah di luar jangkauan ukuran manusia yang bisa diantisipasi,” jelasnya.

“Meski demikian, kami memahami kami hanya bisa bersyukur dan bersabar atas apa yang Allah tetapkan,” imbuh Elpi.

Dalam kesempatan itu, Elpi juga membeberkan kronologi hanyutnya keponakannya.

Elpi mengatakan, Eril sempat berteriakn meminta tolong.

an detik-detik sebelum Eril hilang di Sungai Aare di mana keponakannya tersebut sempat meminta tolong.

“Eril berteriak help dan kemudian keluarga yang berada di pinggir segera berlari mencari,” kata Elpi.

Teriakan Eril tersebut, kata Elpi, juga didengar oleh warga sekitar yang sedang berada di pinggiran sungai.

Akibat kejadian tersebut, Elpi mengungkapkan, warga sekitar juga ikut melaporkan ke polisi.

“Teriakan help ini terdengar oleh warga yang berada di pinggiran sungai dan menelpon polisi,” tuturnya

Selain itu, Elpi menyebut ketika pihak keluarga melaporkan kejadian hanyutnya Eril ke polisi Swiss, pihak kepolisian diduga telah mengetahuinya.

“Di laporan keluarga adalah ketika menelpon polisi mungkin agak di hilir posisinya, polisi sudah tahu. Kami mengapresiasi bagaimana kesigapan otoritas memantau wisatawan kalau terjadi sesuatu,” cerita Elpi.

Polisi Menemui Kendala dalam Proses Pencarian

Laporan hilangnya Eril diterima Polisi Swiss kamis (26/5/2022) pagi sekitar pukul 09.45 waktu setempat.

Adapun lokasi tepatnya Eril hilang adalah di Kota Schonau Steg, Bern, Swiss.

Dilansir Kompas.com, Humas Polisi Bern, Patrick Jean mengatakan ada dua kendala yang menyulitkan pihaknya dalam mencari korban hanyut.

Kendala pertama, jelas Patrick, keruhnya air Sungai Aare saat ini yang terjadi karena lelehan salju.

Keruhnya Sungai Aare inilah yang membuat petugas belum berhasil menemukan Eril dalam pencarian yang dilakukan selama enam jam.

Tak hanya air yang keruh, banyaknya pepohonan di sekitar sungai Aare menyebabkan pencarian tak bisa dilakukan di jalur udara dengan helikopter.

Sejauh ini, pencarian hanya dilakukukan di jalur darat dengan jalan kaki dan dengan perahu.

Laporan hilangnya Eril diterima Polisi Swiss kamis (26/5/2022) pagi sekitar pukul 09.45 waktu setempat.

Adapun lokasi tepatnya Eril hilang adalah di Kota Schonau Steg, Bern, Swiss.

Patrick menjelaskan dalam laporan tersebut, ada tiga turis asal Indonesia yang berenang di Sungai Aare yaitu dua perempuan dan satu laki-laki.

Menurut pantauan kontributor Kompas.com di Swiss, Krisna Diantha, menjelang bulan Juni biasanya tidak ada orang yang berenang di Sungai Aare karena belum musimnya.

Alasan lain yang membuat Sungai Aare belum digunakan untuk berenang adalah air yang masih dingin dan keruh karena lelehan salju serta arusnya yang deras.

“Rata-rata yang tenggelam orang asing atau turis karena tidak tahu,” kata Krisna.

Selanjutnya, terkait pencarian Eril, Patrick mengatakan akan terus dilakukan sampai batas waktu yang belum ditentukan.

(TribunAmbon.com/Fitriana Andriyani, Tribunnews.com/Kompas.com)

Sumber: Tribun Ambon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Menyelamatkan Bayi Baru Lahir

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved