Pukul Manyapu Morella

Karnaval 7 Syawal di Morella - Maluku, Ruas Jalan Utama Menuju Pantai Lubang Buaya Ditutup Sementara

Pengguna jalan yang mau melintas tujuan Pantai Lubang Buaya atau sebaliknya, dialihkan melewati jalan alternatif bagian atas kampung.

Penulis: Mesya Marasabessy | Editor: Adjeng Hatalea
TribunAmbon.com/Mesya
MALUKU: Ratusan warga meriahkan karnaval 7 Syawal di Negeri Morella, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, Senin (9/5/2022). 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Mesya Marasabessy

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Ratusan warga meriahkan acara karnaval 7 Syawal 1443 H di Negeri Morella, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.

Banyaknya orang yang memadati ruas jalan, membuat pihak panitia terpaksa harus menutup ruas jalan utama untuk sementara waktu.

Pengguna jalan yang mau melintas tujuan Pantai Lubang Buaya atau sebaliknya, dialihkan melewati jalan alternatif bagian atas kampung.

Terpantau, banyak pula aparat keamanan baik TNI maupun Polri yang turut hadir sejak pagi untuk mengamankan kelancaran kegiatan tersebut.

Raja (Upu) Negeri Morella, Fadil Sialana mengatakan, karnaval kirab budaya digelar untuk memeriahkan acara pukul manyapu.

Baca juga: Ratusan Warga Meriahkan Karnaval 7 Syawal di Negeri Morella - Maluku Tengah

"Acara inti kan pukul manyapu. Nah, kita buat karnaval untuk tambah memeriahkan acara pukul manyapu dimaksud," kata Sialana di kediamannya.

Dijelaskan, yang ditampilkan dalam kegiatan karnaval adalah budaya-budaya lokal yang ada di Negeri Morella sendiri.

Seperti Perahu Yala, Hadrat, Tari Reti, Cakalele, Tari Manuhuai, dan Bambu Gila.

Selain itu, juga ada Tari Lisa, Tari Saliwangi, Toki Gaba-gaba, Karnaval Obor Kapahaha dan berakhir pada atraksi pukul manyapu.

"Ini sudah jadi kegiatan rutin tiap tahun di lebaran 7 Syawal atau 7 hari setelah lebaran," tandasnya.

Untuk diketahui, atraksi khas warga Morella ini sebagai bentuk penghormatan mengenang perjuangan Kapitan Telukabessy, Malesi dan masyarakat tanah Hitu pada umumnya dalam melawan penjajah.

Perang yang terjadi di Benteng Kapahaha itu berlangsung selama 9 tahun.

Setelah perlawanan berakhir, para pejuang di masa itu melakukan perpisahan yang diselingi dengan pementasan atraksi pukul manyapu.

Tradisi yang sudah ada sejak tahun 1646 silam dan turun-temurun hingga saat ini.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved