Paskah 2022
Begini Pastor Paroki Katedral Ambon Paul Kalkoy Maknai Jumat Agung
Pastor Paroki Katedral Ambon, Paul Kalkoy menjelaskan makna Jumat Agung tidak hanya peristiwa mengenang kesengsaraan dan wafatnya Yesus Kristus.
Penulis: Mesya Marasabessy | Editor: Fandi Wattimena
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Mesya Marasabessy
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Ibadah Jumat Agung di Gereja Katedral Ambon berlangsung Khidmat, dipimpin Uskup Agung Mgr. Petrus Canisius Mandagi, Jumat (15/4/2022).
Menjadi rangkaian dalam perayaan Paskah atau kebangkitan Yesus, tentunya memiliki makna dalam pelaksanaannya.
Pastor Paroki Katedral Ambon, Paul Kalkoy menjelaskan makna Jumat Agung tidak hanya peristiwa mengenang kesengsaraan dan wafatnya Yesus Kristus.
Namun, banyak nilai yang dapat dipetik, satu diantaranya yakni cinta kasih Yesus dalam memberikan dirinya sebagai tebusan untuk keselamatan.
“Sesuai dengan tema dari Paskah tahun ini, dikatakan bahwa tak terpisahkan dari kasih Allah, cinta kasih Kristus itu tidak dapat memisahkan kita dari apapun perbuatan dosa, hari itu Tuhan menunjukan kepada kita bahwa tuhan begitu mencintai kita,” kata Paul Kalkoy kepada wartawan usai ibadah Jumat Agung di Gereja Katedral Ambon, Jumat (15/4/2022).

Baca juga: Paskah 2022 di Ambon Tanpa Jalan Salib, Pandemi Jadi Sebab
Baca juga: Polisi, Satpol PP hingga Ormas Amankan Perayaan Jumat Agung di Gereja Katedral Ambon
Paul Kalkoy juga menekankan nilai pengorbanan Yesus, yakni menumbuhkan rasa syukur yang kuat bagi umat Katolik dan bahkan seluruh umat yang ada di dunia.
“Kita mau mengorbankan nyawa kita sendiri untuk orang tua kita saja belum tentu, tapi Tuhan Yesus hari ini menunjukan kepada seluruh dunia mempersembahkan nyawanya sebagai tembusan,” tandasnya.
Diketahui, umat Kristiani di seluruh dunia termasuk Kota Ambon saat ini merayakan ibadah Jumat Agung, Jumat (15/4/2022).
Jumat Agung sendiri menjadi salah satu perayaan Pekan Suci Paskah atau Tri Hari Suci Paskah (Tridum) setelah Kamis Putih.
Jumat Agung menjadi momentum bagi umat Katolik untuk mengenang sengsara dan wafatnya Yesus Kristus. (*)