Maluku Terkini
Harga Minyak Goreng Melambung, Ini Bahan Dasar Pembuat Minyak Goreng serta Cara Membuatnya
Maluku, merupakan salah satu provinsi penghasil kopra di Indonesia, lantaran banyaknya pohon kelapa yang tumbuh di datarannya.
Penulis: Jenderal Louis MR | Editor: Adjeng Hatalea
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Dedy Azis
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Kelangkaan persediaan minyak goreng mengakibatkan harganya kian melambung tinggi di tengah permintaan masyarakat yang begitu aktif.
Harga jualnya pun kian mahal, bahkan mencapai dua kali lipat dari harga normalnya.
Namun, tahukah Tribuners, apa bahan dasar pembuatan minyak goreng?
Salah satu, bahan dasar pembuatan minyak goreng adalah Kopra.
Maluku, merupakan salah satu provinsi penghasil kopra di Indonesia, lantaran banyaknya pohon kelapa yang tumbuh di datarannya.
Kopra adalah daging buah kelapa yang dikeringkan.
Kopra merupakan salah satu produk turunan kelapa yang sangat penting, karena merupakan bahan baku pembuatan minyak kelapa dan turunannya.
• 220 Aparat Diterjunkan Amankan Paskah 2022 di Ambon
Untuk membuat kopra yang baik diperlukan kelapa yang telah berumur sekitar 300 hari dan memiliki berat sekitar 3 hingga 4 kg.
Pertama-tama, petani kopra mengumpulkan kelapa yang jatuh dari pohonnya untuk kemudian dicungkel dagingnya.
Setelah dicungkel dan berbentuk seperti mangkuk, daging buah kelapa itu dikumpulkan pada karung berukuran 50 kilogram.
Petani kopra biasanya bisa mencungkel daging kelapa hingga 100 kilogram per harinya.
Kopra memiliki berbagai teknik pengeringan.
Yakni, pengeringan dengan sinar matahari, dengan pengarangan atau pengasapan di atas api, dan pengeringan dengan pemanasan tidak langsung.
Daging kelapa tersebut dapat diolah menjadi minyak goreng, obat kumur, nata de coco, kecap air kelapa, dan lain-lain.
Untuk diolah menjadi minyak goreng, salah satu cara yang dipakai yakni cara kering.
Metode pembuatan minyak kelapa dengan cara kering, terlebih dahulu daging buah kelapa dibuat dalam bentuk kopra.
Untuk dibuat dalam bentuk kopra, maka daging buah kelapa dibuat menjadi kering dengan jalan menjemur pada terik matahari atau dikeringkan melalui oven.
Pengeringan daging kelapa dengan penjemuran sangat tergantung pada kondisi cuaca, sehingga pengeringan akan lebih baik ketika berada pada musim panas.
Apabila pengeringan dilakukan pada musim penghujan, proses pengeringan dapat memakan waktu yang lebih lama.
Waktu yang lama dalam proses pengeringan akan sangat mengganggu kualitas kopra yang dihasilkan, karena adanya proses biologis.
Untuk proses pengeringan dengan menggunakan oven akan lebih cepat dibandingankan dengan cara pengeringan melalui penjemuran pada sinar matahari.
Pengeringan dengan menggunakan oven akan memakan biaya operasional yang lebih besar.
Adapun langkah-langkah pembuatan minyak kelapa dengan cara kering adalah sebagai berikut;
- Kopra dicacah, kemudian dihaluskan menjadi serbuk kasar.
- Serbuk kopra dipanaskan, kemudian dipres sehingga mengeluarkan minyak. Ampas yang dihasilkan masih mengandung minyak. Ampas digiling sampai halus, kemudian dipanaskan dan dipres untuk mengeluarkan minyaknya.
- Minyak yang terkumpul diendapkan dan disaring.
- Minyak hasil penyaringan diberi perlakuan berikut:
• Penambahan senyawa alkali (KOH atau NaOH) untuk netralisasi (menghilangkan asam lemak bebas)
• Penambahan bahan penyerap (absorben) warna, biasanya menggunakan arang aktif agar dihasilkan minyak yang jernih dan bening.
• Pengaliran uap air panas ke dalam minyak untuk menguapkan dan menghilangkan senyawa-senyawa yang menyebabkan bau yang tidak dikehendaki. - Minyak yang telah bersih, jernih, dan tidak berbau dikemas di dalam kotak kaleng, botol plastik atau botol kaca.
Diketahui, harga kopra saat ini berkisar Rp 7.900 per kg.
Sementara harga kopra dunia berdasarkan pantauan desperindag yang dilihat dari level harga domestik dan harga dunia yaitu mencapai Rp. 10 ribu perkilogram bahkan dapat lebih.(*)