MotoGP 2022

Desa Adat Sade-Lombok Tengah Ramai Dikunjungi Wisatawan di Musim Sirkuit Mandalika

Penduduk Desa Adat Sade antusias menyambut wisatawan yang mulai berdatangan ke Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, menjelang pergelaran MotoGP Mandali

Editor: Adjeng Hatalea
(KOMPAS.com/BENEDIKTUS AGYA PRADIPTA)
Papan selamat datang di dekat pintu masuk Desa Adat Sade.(KOMPAS.com/BENEDIKTUS AGYA PRADIPTA) 

Lalu, selain tradisi unik perkawinan, pemandu memperkenalkam rumah adat bagi penduduk Desa Sade yang bernama Bale Tani. 

Pintu masuk rumah adat Bale Tani yang sebagiannya tertutup atap dari alang-alang kering sengaja dibuat rendah agar para pengunjung menunduk dan hormat kepada pemilik rumah.

"Bale Tani, rumah adat ini berarti rumahnya para petani, karena di sini kami rata-rata petani. Setahun sekali kami panen karena termasuk daerah kering. Ini sengaja dibuat rendah supaya hormat sama yang punya rumah," ujar pemandu.

Setelah memperkenalkam rumah adat Bale Tani, pemandu juga menjelaskan aktivitas atau mata pencaharian para penduduk selain bertani, yakni membuat kerajinan.

Baca juga: Siap Digunakan, Begini Tampilan Modular Pit Building MotoGP Mandalika

Beberapa kerajinan yang dimaksud yaitu berupa kain tenun, gelang, bando, dan beragam aksesoris lainnya. Hasil kerajinan itu kemudian dijual kepada para wisatawan pengunjung Desa Sade.

"Kalau membuat kerajinan ini sebagai sampingan.

Di sini kan setahun sekali panen, jadi kalau tidak membuat ini tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari," ucap pemandu.

Pemandu menjelaskan, terdapat tradisi khusus dalam membuat kerajinan, terutama kain tenun.

"Setiap anak gadis juga harus membuat 25 lembar kain, itu bagian dari adat. Itu satu kain pembuatannya satu bulan," kata pemandu.

"Jadi, harus menyelesaikan itu dulu baru boleh menikah, baru bisa dianggap dewasa. Sampai sekarang tradisi itu masih kuat," imbuhnya.

Para pemandu tampak antusias ketika menjelaskan tradisi-tradisi dan hal unik di Desa Adat Sade.

Hal itu juga dilengkapi keramahan sejumlah penduduk yang menjual kerajinan hasil buatannya.

Selain kerajinan, para penduduk juga menjual kopi yang pembuatannya disebut masih memakai cara alami.

"Ini kopi yang sudah disangrai menggunakan wajan panas, setelah itu ditumbuk pakai kayu. Ini masih alami pembuatannya," kata salah satu penduduk.

Setelah berkeliling, para wisatawan sampai di pintu keluar.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Menyelamatkan Bayi Baru Lahir

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved