Ibu Tangmo Nida Maafkan Pemilik Speedboat Ilegal setelah Mendapat Ganti Rugi Rp 13 Miliar
Ibunda Tangmo Nida, Panida Siriyuthayothin memaafkan pemilik speedboat setelah terima kompensasi 30 jutbaht atau sekitar Rp 13 miliar
Penulis: Fitriana Andriyani | Editor: sinatrya tyas puspita
TRIBUNAMBON.COM - Ibunda aktris Thailand Tangmo Nida, Panida Siriyuthayothin memaafkan pemilik speedboat, Tanupat Lerttaweewit atau Por, setelah terima kompensasi 30 juta baht atau sekitar Rp 13 miliar.
Dikabarkan sebelumnya, Nida Patcharaveerapong atau Tangmo Nida ditemukan tewas setelah terjatuh dari speedboat milik Tanupat Lerttaweewit atau Por.
Tak hanya Por, Phaiboon Trikanjananun atau Robert, pengemudi kapal pun turut dimaafkan karena telah menemani Por.
Panida menyampaikan hal itu saat menjadi bintang tamu di Program Hone Krasae di TV Channel 3.
"Katakanlah jika (Tang) Mo memperoleh satu juta baht dari serial TV.
Jika dia hidup selama 30 tahun lagi, saya dapat mengalikan jumlah itu dengan 30.
Ini masih belum termasuk kehilangan penghasilan dari sesi foto sebagai model," kata Panida, mengutip Bangkok Post.
Namun, Panida membantah jika dia memaafkan Por lantaran uang Rp 1 miliar itu.

Panida mengaku tersentuh dengan perjuangan Por yang telah meneleponnya untuk meminta maaf setiap hari sejak kejadian nahas yang menimpa Tangmo.
"Dia berjanji untuk menjaga saya sebaik (Tang) Mo. Saya memaafkannya karena dia secara konsisten mencoba menghubungi saya dan dia tahu saya terluka," kata Panida.
Pasalnya, Panida merasa kecewa dengan beberapa teman dekat Tangmo yang tak menghubunginya terkait insiden itu.
Panida bahkan mengaku tak akan memaafkan manajer Tangmo, Idsarin Juthasuksawat alias Gatick.
Ia mengaku kesulitan menghubungi Gatick hingga tiga hari setelah tragedi itu menimpa Tangmo.
Bahkan, Panida juga menuduh Gatick sebagai penyebab kematian Tangmo.
Baca juga: Kematian Tangmo Nida Janggal, Teman Diduga Biarkan Tangmo Jatuh Tercabik Baling-baling Mesin Kapal
Lima Orang yang Berada di Speedboat Bersama Tangmo Diperiksa
Lima orang diperiksa atas kejanggalan yang ditemukan dalam kematian Tangmo Nida.
Tangmo Nida, ditemukan meninggal dunia di Sungai Chao Phraya, Sabtu (26/2/2022).
Ia ditemukan dua hari setelah tenggelam dan dinyatakan hilang setelah jatuh dari speedboat yang ditumpanginya.
Jatuhnya Tangmo dari perahu itu dilaporkan sebagai kecelakaan.
Namun, kejanggalan ditemukan dalam tragedi ini.
Mengutip Bangkok Post via Thethaiger.com, Tangmo Nida berada di perahu tersebut bersama 5 orang lainnya.
Baca juga: Viral Kematian Artis Thailand Tangmo Nida Dinilai Janggal, Lima Temannya Dicurigai hingga Diperiksa
Adapun lima orang tersebut yakni, manajernya Idsarin Juthasuksawat atau Gatick, teman perempuan Wisapat Manomairat atau Sand, teman pria Nitas Kiratisoothisathorn atau Job, pemilik perahu Tanupat Lerttaweewit atau Por, dan Phaiboon Trikanjananun alias Robert si pengendara perahu.
Dalam penyelidikannya, polisi setempat mendakwa Por dan Robert karena mengoperasikan kapal tanpa izin atau ilegal.
Terlebih, mereka lalai hingga menyebabkan kematian.
Namun, hingga saat ini ketiga temannya masih berstatus sebagai saksi.
Saksi mengatakan Tangmo pergi ke bagian belakang perahu untuk buang air kecil pada Kamis malam.
Pada saat itulah aktris tersebut terjatuh hingga tenggelam dan ditemukan tak bernyawa.
Tetapi, polisi meragukan keterangan saksi setelah penyelidikan dilakukan.
Baca juga: Polisi Kembali Razia 25 Liter Miras di Negeri Waai - Maluku Tengah
Letjen Pol Jirapat Phumjit, kepala Kepolisian Provinsi Daerah 1, kepada Bangkok Post mengatakan tentang sentimen yang berlaku di antara petugas investigasi, Selasa (1/3/2022).
Phumjit mengatakan pihaknya membutuhkan waktu untuk menyelidiki apakah Tangmo jatuh dengan sendirinya atau karena orang lain.
“Penyebab kematian ditemukan pada titik ini karena tenggelam. Untuk menentukan apa yang sebenarnya menyebabkan dia jatuh ke sungai, apakah itu dirinya atau orang lain, akan memakan waktu," ucapnya.
“Mengenai pernyataan yang diberikan oleh lima orang di dalam kapal, polisi tidak sepenuhnya yakin,” lanjutnya.
Menurut Phumjit, kelima sahabat tersebut menjalani pemeriksaan fisik pada hari Selasa, setelah Tangmo ditemukan memiliki luka gores dan memar.
Kelima orang tersebut juga menyerahkan pakaian yang dikenakan di malam ketika Tangmo jatuh untuk diperiksa.
Hasil Pemeriksaan Job, Teman Pria Tangmo
Polisi menemukan luka goresan dan memar di tangan Nitas Job Kiratisoothisathorn atau yang biasa dipanggil Job.
Namun, dokter mengkonfirmasi dalam konferensi pers Selasa (1//2022) bahwa luka itu tak mencurigakan.
Ia mengatakan luka tersebut berumur sekitar 5-7 hari sehingga diputuskan bahwa luka itu tak disebabkan oleh paku atau benturan karena perjuangan.
Baca juga: Kasus Kecelakaan yang Menewaskan Salatalohy di Ambon Diselesaikan secara Kekeluargaan
Hasil Pemeriksaan Por, Pemilik Kapal
Divisi Penindasan Kejahatan Teknologi telah melacak telepon pemilik kapal Tanupat Por Lerttaweewit atau yang biasa dipanggil Por.
Dalam pemeriksaan tersbeut petugas menemukan beberapa riwayat panggilan yang dilakukan kepada orang-orang berpengaruh, setelah Tangmo jatuh malam itu.
Pemeriksaan Haiboon Robert Trikanjananun, Pengemudi Perahu
Dalam salah satu konsultasi telepon, Por mengakui bahwa Robert sedang mengemudikan speedboat ketika Tangmo jatuh ke laut.
Hal tersebut disampaikan oleh sumber yang tak disebutkan namanya kepada Bangkok Post, Rabu (2/3/2022).
Karena kurangnya pengalaman mengemudikan kapal, Robert, yang tidak memiliki lisensi berperahu, dilaporkan kehilangan kendali atas kapal, mendorongnya ke depan.
Sand Biarkan Tangmo Jatuh
Tindakan Robert saat kehilangan kendali kapal menyebabkan reaksi berantai.
Tangmo Nida yang berada di buritan kapal pun terdorong hingga hampir jatuh ke sungai.
Ia kemudian memegang Wisapat Sand Manomairat atau Sand agar tidak jatuh.
Namun, Sand yang takut terseret ke suangai bersama Tangmo pun menggoyangkan kakinya.
Gerakan itu menyebabkan Tangmo terjungkal ke sungai, di mana paha kanannya terpotong oleh bilah baling-baling dari mesin tempel besar kapal dan dia tenggelam.
Baca juga: Kasus Kecelakaan yang Menewaskan Salatalohy di Ambon Diselesaikan secara Kekeluargaan
Baca juga: Polisi Serahkan Berkas Tahap II Kasus PNS Palsukan Rapid Tes Antigen di Ambon
Investigasi Berlanjut
Minggu ini polisi dari distrik Nonthaburi melanjutkan penyelidikan dengan interogasi putaran baru, kali ini menggunakan pendeteksi kebohongan, dan pemeragaan lima hari di atas kapal, mengambil setiap saksi satu per satu untuk menghidupkan kembali apa yang terjadi di sungai malam itu.
Laporan otopsi yang dirilis pada hari Rabu menyimpulkan bahwa Tangmo tenggelam di sungai.
Tetapi para ahli forensik tidak dapat mengkonfirmasi rincian penting dalam klaim saksi, termasuk apakah Tangmo sedang kencing ketika dia jatuh atau didorong, apa yang menyebabkan luka di kakinya dan apakah luka itu terjadi sebelum atau setelah dia tenggelam.
Sementara itu, polisi bertemu di provinsi Nonthaburi di utara Bangkok di dekat lokasi kejadian untuk membahas informasi yang dikumpulkan dari penyelidikan sejauh ini.
Mereka juga telah mewawancarai nelayan di daerah tersebut, yang dilaporkan melihat perahu melaju kencang dan berbelok tajam di dalam air.
Polisi mengatakan mereka akan melanjutkan pertemuan Kamis.
Hingga kini, belum ada pengumuman mengenai hasil penyelidikan mereka yang sedang berlangsung.
(TribunAmbon.com/Fitriana Andriyani)