Penanganan Virus Corona

Satgas Covid Sebut Vaksinasi Booster Bisa Turunkan Risiko Gejala Berat Hingga 7 Kali Lipat

Vaksinasi Covid-19 hingga kini masih terus digencarkan di Tanah Air, seiring pendapat para ahli kesehatan yang terus menyarankan melengkapi vaksinasi.

Freepik
ILUSTRASI vaksinasi 

TRIBUNAMBON.COM– Vaksinasi Covid-19 hingga kini masih terus digencarkan di Tanah Air, seiring pendapat para ahli kesehatan yang terus menyarankan untuk melengkapi vaksinasi karena dinyatakan terbukti sangat efektif meringankan gejala akibat terinfeksi Covid9-19 varian apapun termasuk varian Omicron yang saat ini mendominasi.

Pemerintah sendiri telah memulai vaksinasi dosis ketiga (booster) untuk menambah pertahanan masyarakat Indonesia dari infeksi Covid-19.

Dr. Tonang Dwi Ardiyanto Sp PK., PhD., uru Bicara Satgas Covid-19 RS Universitas Sebelas Maret (UNS) mengatakan, data masyarakat yang mendapatkan vaksinasi booster memang belum banyak sehingga datanya masih belum cukup komprehensif.

Baca juga: Sebaran 49.447 Corona 25 Februari 2022: Jawa Barat Tertinggi, Maluku Tambah 13 Kasus

Namun, data dari luar negeri yang sudah melakukan vaksinasi booster lebih dahulu dan cakupannya lebih tinggi menunjukkan, vaksinasi booster mampu menurunkan risiko gejala berat akibat infeksi Omicron hingga 7 kali lipat daripada tanpa vaksinasi sama sekali.

Sementara vaksinasi lengkap menurunkan risiko gejala berat akibat terinfeksi Omicron hingga 2,5 kali lipat daripada tidak divaksinasi sama sekali,” ungkap dr. Tonang Dwi Ardiyanto Sp Pk PhD seperti keterangan pers tertulis yang diterima Tribunnews, Jumat (25/2/2022).

Dokter Tonang juga menghimbau agar manfaat vaksinasi jangan dilihat dari kacamata sempit.

“Misalnya ada yang mengatakan saudara saya sudah divaksinasi tapi kenapa bisa terinfeksi Covid-19? Itu pertanyaan yang banyak beredar di masyarakat. Coba kita
berfikir, seandainya saudara kita tidak divaksinasi apakah gejalanya akan berat? Lalu coba cari tahu di sekitar kita sudah berapa banyak yang divaksinasi lengkap. Kalau yang terinfeksi jauh lebih sedikit, artinya vaksinasi baik lengkap atau bahkan yang sudah di-booster, jauh lebih bermanfaat daripada tidak divaksinasi sama sekali,” saran dr. Tonang.

Vaksinasi Lengkap untuk Komorbid

Dr. Tonang sangat menyarankan agar vaksinasi lengkap bisa diberikan kepada mereka yang memiliki komorbid.

Dia mengatakan, bagi penderita komorbid sangat perlu untuk melengkapi vaksinasi karena termasuk kelompok paling rentan ketika terinfeksi Covid-19.

“Bagi mereka yang memiliki komorbid, tentu ada screening saat mau divaksinasi. Selama saat screening menunjukkan masih layak divaksin, maka lebih baik divaksinasi. Ini untuk menghindari risiko yang lebih parah saat terinfeksi virus Covid-19 nantinya,” saran dr.
Tonang.

Diperkirakan saat ini Indonesia telah memasuki separuh jalan menuju puncak Omicron.

Dia berharap, dengan lebih cepat melewati puncak, kasus turun dengan cepat
diikuti turunnya korban kematian.

“Tentunya untuk bisa sampai pada kondisi itu syaratnya ada dua yakni percepat vaksinasi lengkap dan tetap terus jalankan protokol kesehatan. Covid-19 masih ada tapi kita mampu menghadapinya ketika kita bekerjasama,” ujar dr. Tonang.

Di sisi lain, lembaga survei Indikator merilis hasil survei nasional terkait dengan sikap publik terhadap Omicron dan vaksinasi booster. Salah satu temuan menarik dari hasil survei tersebut adalah 61,5 persen mayoritas masyarakat setuju dan sangat setuju dengan pemberian vaksin dosis ketiga sebagai booster.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Perang Melawan Tambang Ilegal

 

Menyelamatkan Bayi Baru Lahir

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved