Ambon Terkini

Kenaikan Kedelai Import Tak Terbendung, Pemerintah Diminta Berdayakan Petani Lokal

Kenaikan harga kedelai dalam sebulan terakhir dipicu kurangnya distribusi import ke Indonesia.

Penulis: M Fahroni Slamet | Editor: Adjeng Hatalea
TribunAmbon.com/ Ridwan Tuasamu
Tahu Tempe 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Ridwan Tuasamu

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Kenaikan harga kedelai dalam sebulan terakhir dipicu kurangnya distribusi import ke Indonesia.

Peningkatan harga yang terjadi pun tak bisa dibendung oleh Pemerintah.

Untuk itu, pengrajin tahu tempe di Kota Ambon meminta agar pemerintah dapat memberdayakan petani lokal.

"Naik ini kan karena kita import, coba kalau petani diberdayakan untuk tanam kedelai akan lebih bagus," kata pengrajin, Sukadi (67) kepada TribunAmbon.com, Selasa (22/2/2022).

Lanjutnya, kenaikan harga kedelai yang terjadi bukan hanya merugikan pengrajin dan pedagang.

Tapi juga tak menguntungkan bagi petani lokal.

AMBON: Pabrik tahu di Jalan Pabrik Tahu, Sirimau, Kota Ambon.
AMBON: Pabrik tahu di Jalan Pabrik Tahu, Sirimau, Kota Ambon. (TribunAmbon.com/Ridwan)

"Petani juga rugi, kalau harga naik mereka hanya melongo saja, tidak menikmati," ujarnya

Padahal, untuk Kota Ambon saja sebulannya pengrajin bisa menghabiskan 30 ton kedelai.

Menurutnya, jika petani bisa diberdayakan akan sangat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Diketahui, kebutuhan kedelai di Indonesia per tahunnya mencapai 3 juta ton.

Import diambilnya dari sejumlah negara yakni China, Kanada hingga Amerika Serikat.

Sehingga, naik turunnya harga tergantung dari negara-negara tersebut.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved