Global

Putus Asa dalam Kelaparan, Warga Afghanistan Jual Anak dan Ginjal untuk Makan

Warga Afghanistan sekarang menggunakan langkah-langkah putus asa untuk memberi makan diri mereka sendiri, termasuk dengan menjual anak-anak dan organ

Editor: Adjeng Hatalea
(UNICEF via NEWSWEEK)
Sistem pendidikan Afghanistan sangat terdampak akibat perang berkepanjangan selama 30 tahun lebih. 

Dalam banyak kasus, satu-satunya mata uang yang dimiliki keluarga-keluarga ini adalah organ mereka. Alhasil, banyak yang terpaksa menjualnya, dan sekarang anak-anak mereka yang dijual. "Sekitar enam bulan yang lalu, putra saya yang berusia tiga tahun meninggal karena kelaparan. Saya tidak bisa melihat mereka semua kehilangan nyawa... setidaknya dengan cara ini (menjual), orang lain akan memberi mereka makan," ujar Ibu berusia 25 tahun, yang memberi tahu bahwa yang tersisa untuk mereka jual sekarang hanyalah salah satu dari delapan anaknya.

Penyangkalan Taliban

Sementara itu,Taliban mengatakan itu semua adalah mitos Barat, yang diimpikan oleh media Barat yang jahat dan tidak jujur untuk mendiskreditkan mereka.

Mereka juga mengatakan semua gadis di negara itu mengenyam pendidikan, bahwa sekolah dan universitas semuanya terbuka dan mereka tidak mengumpulkan aktivis perempuan atau melakukan balas dendam terhadap mereka yang bekerja dengan pasukan asing yang pernah ditempatkan di sini selama dua dekade.

Taliban tampaknya memiliki "fakta alternatif" dari apa yang dialami banyak orang lain di Afghanistan.

Sedangkan di komunitas desa di pinggiran kota Herat, Sky News diizinkan masuk ke sebuah ruangan untuk melihat sekelompok wanita yang semuanya menjual ginjal mereka.

Banyak dari mereka masih remaja atau berusia awal dua puluhan dan sudah memiliki banyak anak, dan beberapa dari mereka terlihat hamil lagi.

Sky News mewartakan ada perdagangan ginjal yang menguntungkan di daerah itu, karena kedekatan kawasan dengan perbatasan Iran dan banyak pembeli dari seberang perbatasan.

Di sisi lain, kemiskinan ekstrim mendorong lebih banyak orang Afghanistan ke meja operasi untuk mencoba menghapus utang dan menyediakan makanan untuk keluarga mereka.

Sejak Taliban berkuasa, tampaknya ada pembatasan transplantasi ginjal tetapi penyelidikan Sky News menunjukkan pembatasan itu tak mampu mengendalikan perdagangan ilegal.

Seorang ibu remaja memberi tahu kami bahwa dia telah dioperasi sekitar sebulan yang lalu. Bekas lukanya yang merah sepertinya mendukung hal ini.

"Kami tidak punya pilihan," katanya, "Kami melakukan ini untuk memberi makan anak-anak kami."

(Kompas.com / Bernadette Aderi Puspaningrum)

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved