Ambon Hari Ini

Terapkan Pendidikan Berbasis Lingkungan, PAUD Darling Perbolehkan Bayar SPP Pakai Sampah

Berangkat dari kegelisahannya terhadap pendidikan anak, seorang perempuan muda berhasil mendirikan sekolah PAUD di kawasan Dusun Wailala, Desa Laha,

Penulis: Adjeng Hatalea | Editor: Fandi Wattimena
TribunAmbon.com/ Adjeng Hatalea
PAUD Sadar Lingkungan 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Adjeng Hatalea

AMBON, TRIBUNAMBONCOM – Berangkat dari kegelisahannya terhadap pendidikan anak, seorang perempuan muda berhasil mendirikan sekolah PAUD di kawasan Dusun Wailala, Desa Laha, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon.

Berbekal ilmu pendidikan jurusan PAUD yang ia tempuh di Universitas Pattimura (Unpatti), Santi Indrayani Sainyakit memulainya di lingkungan gereja pada 2007.

Mengingat biaya sekolah PAUD di Kota Ambon cukup tinggi dan tidak semua orangtua di lingkungan itu mampu membiayai anaknya, dia pun tak membebankan biaya masuk bagi siswa baru alias gratis.

Orangtua hanya perlu membayar Rp. 10 ribu untuk iuran per bulannya.

“Lingkungan di sini orangtua penghasilan tidak seberapa. Kemampuan orangtua untuk menyekolahkan anak bagi mereka itu mahal,” ujar perempuan lulusan Unpatti 10 tahun lalu itu kepada TribunAmbon.com, Selasa (26/10/2021).

Setahun kemudian, di bawah payung Lembaga Pendidikan Anak Marginal, Santi memindahkan aktivitas belajar-mengajar ke lingkungan rumahnya.

Di sana, perempuan berusia 33 tahun itu bersama seorang tenaga guru merintis PAUD Melati hingga kurang lebih 11 tahun.

Rentan waktu yang lama itu, bak lilin yang terang di kegelapan, Santi terus mendedikasinya ilmunya untuk masa depan pendidikan anak usia dini di lingkungan itu.

aktivitas belajar siswa PAUD Sadar Lingkungan
aktivitas belajar siswa PAUD Sadar Lingkungan (TribunAmbon.com/ Adjeng Hatalea)

Baca juga: Kabar Baik, Tersisa 5 Pasien Covid-19 di Kota Ambon, Semuanya Isoman

Semangat juang para guru ini kemudian terbaca oleh Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Pattimura, hingga akhirnya berhasil mengubah PAUD Melati menjadi PAUD Sadar Lingkungan (Darling) pada 2020.

Menurut guru yang terkenal ramah itu, kurikulum berbasis lingkungan sengaja dia angkat menjadi ciri khas PAUD Darling.

Di samping mata pelajaran utama, penting juga untuk mengenalkan betapa pentingnya menjaga lingkungan untuk keberlangsungan hidup manusia sejak dini bagi siswa PAUD.

“Standar kurikulum PAUD itu standar dari Dinas (Pendidikan). Saya mau agak berbeda. Jadi, menurut saya, lingkungan itu penting untuk diajarkan kepada anak-anak,” terangnya.

Melalui pengembangan materi, pembelajaran dan metode belajar baik indoor maupun outdoor, diiplementasikan Kepala Sekolah PAUD Darling yang juga merangkap sebagai tenaga guru itu dalam kurikulum berbasis lingkungan.

Rumah bibit adalah salah satu program yang membawa para siswa untuk menikmati proses belajar di outdoor.

Mereka dilatih untuk menanam berbagai bibit sayur dan buah, yang mana hasilnya akan dinikmati bersama.

Para siswa juga diajarkan untuk mengurangi sampah di kawasan tempat tinggal mereka.

Dengan memanfaatkan limbah sampah dan mengubahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat dan bernilai ekonomis.

Sikap empati dan jiwa sosial juga ditanamkan sejak dini kepada para siswa melalui program Sedekah Sampah.

Dengan bersedekah, mereka bisa saling bantu untuk melengkapi kebutuhan siswa lain.

Kepala Sekolah PAUD Sadar Lingkungan, Santi Indrayani Sainyakit
Kepala Sekolah PAUD Sadar Lingkungan, Santi Indrayani Sainyakit (TribunAmbon.com/ Adjeng Hatalea)

“Misalnya ada anak yang tidak memiliki alat tulis, akan dibantu dengan hasil tabungan sampah dari siswa lain,” ujar guru yang telah mendiami Pulau Ambon sejak lahir itu.

Di dalam kurikulum itu, dia juga mengembangkan kegiatan berbasis partisipatif.

Tidak hanya para siswa, orangtua pun diikutsertakan agar terwujudnya sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan.

Partisipasi orangtua menjadi salah satu tujuannya agar mendekatkan siswa dan orangtua secara emosional melalui program Creative Day yang dilangsungkan setiap dua bulan sekali.

Selain itu, orangtua diberikan ruang untuk meringkankan mereka dalam hal pembayaran iuran bulanan.

Tabungan sampah dari orangtua dan murid semuanya akan bermuara di Bank Sampah Bumi Lestari.

“Jadi mereka menabung sampah, setelah pencairan nanti uang sekolahnya dibayar dari situ. Untuk meringankan beban orang tua. Jadi setiap enam bulan pencarian, uang sekolahnya dipotong, nanti sisanya dikembalikan kepada orangtua. Jadi, memudahkan orang tua untuk membayar SPP,” tutur Santi.

Jauh di benak guru yang disapa Bunda oleh para siswanya itu, menginginkan agar baik orangtua maupun murid bisa memahami bahwa sampah yang dilihat kebanyakan orang sebagai sesuatu yang tak bernilai juga merusak lingkungan, pada hakekatnya juga bisa menghasilkan pendapatan jika dimanfaatkan dengan baik.

Sementara itu, salah satu orangtua murid, Margi Sahetapi mengaku beruntung bisa menyekolahkan putrinya di PAUD Darling.

Ibu dari siswi Georgia Samuel itu mengakui bahwa, tidak hanya di sekolah, melainkan kebiasaan menjaga lingkungan hingga membuang sampah pada tempatnya juga dipraktekan putrinya ketika kembali ke rumah.

Selain itu, program pembelajaran yang melibatkan orangtua dan murid dirasa jarang ada sekolah yang menerapkan hal itu.

Hasil kerja orangtua murid juga bernilai ekonomis dan bisa digunakan bagi anak-anak.

“PAUD Sadar Lingkungan ini banyak mengajarkan anak tentang bagaimana kita menggunakan sampah yang ada. Manfaat sampah itu sebenarnya banyak, misalnya bisa diubah jadi tempat pensil, pot bunga, mainan anak, dan lain-lain. Di Creative Day saya dan Gia bikin Tempat tisu. Senang, karena kerja sama anak dan ibu bisa didapat selama proses itu,” ucap ibu yang biasa disapa Margi itu kepada TribunAmbon.com.

Adapun keberlangsungan PAUD Darling hingga memasuki tahun ketiga ini tidak terlepas dari pendampingan DPPU Pattimura.

Operational Head (OH) DPPU Pattimura, Tengku Nazwar Kusyamsyah mengatakan, pihaknya memotret semangat guru dan pengelola, dimana sejak tahun 2007 meskipun tidak digaji tapi tetap semangat menjalankan PAUD.

Pertamina melihat benih yang bagus untuk didampingi, akhirnya memilih PAUD ini sebagai penerima manfaat pendampingan program CSR.

“Selama tiga tahun ini kami memberi dukungan pengadaan sarana prasarana seperti media elektronik yang menunjang KBM, permainan outdoor dan juga indoor,” sebut Nazwar kepada TribunAmbon.com melalui WhatsApp, Rabu (27/10/2021).

Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga memberi dukungan dalam peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga pendidik PAUD Darling dalam bentuk pendampingan pelatihan.

Mulai dari pendampingan pembuatan Kurikulum KTSP PAUD 2013, management kelas, Parenting, minat dan bakat anak, tanggap bencana untuk anak, dan microteaching peningkatan kualitas guru, serta pendampingan dalam pengolahan limbah sampah menjadi produk daur ulang.

“Kami berharap, PAUD Sadar Lingkungan bisa resmi terdaftar di dinas dengan mempunyai instrument pendidikan, terakreditasi dengan baik dan menjadi percontohan PAUD yang berfokus di lingkungan,” pungkasnya.(*)

Sumber: Tribun Ambon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved