Global
WHO: Pandemi Covid-19 Bisa Berlangsung Hingga 2022, Vaksinasi Harus Dipercepat
Seorang tokoh senior WHO, Bruce Aylward, mengatakan bahwa negara-negara miskin belum mendapatkan vaksin Covid-19 sesuai yang mereka butuhkan.
Tetapi sebagian besar negara G7 memutuskan untuk menahan diri begitu mereka mulai membuat kesepakatan pribadi dengan perusahaan farmasi.
Penasihat Kesehatan Oxfam Global Rohit Malpani mengakui bahwa Kanada dan Inggris secara teknis sebenarnya berhak mendapatkan vaksin dari Covax setelah membayar ke dalam mekanisme Covax.
Tetapi, dia menegaskan bahwa pengadaaan vaksin dari Covax tidak sesuai secara moral mengingat Inggris dan Kanada memperoleh jutaan dosis melalui perjanjian bilateral.
“Mereka (Kanada dan Inggris) seharusnya tidak mendapatkan dosis vaksin dari Covax,” kata Malpani.
Menteri Pembangunan Internasional Kanada Karina Gould berujar, setelah pasokan yang didapatkan melalui kesepakatan bilateral cukup untuk penduduk Kanada, mereka memutar dosis yang telah mereka dapatkan dari Covax kembali ke Covax.
“Sehingga vaksin-vaksin itu dapat didistribusikan kembali ke negara-negara berkembang,” tutur Gould. Covax awalnya bertujuan untuk mengirimkan dua miliar dosis vaksin pada akhir tahun ini. Tetapi sejauh, baru mendistribusikan 371 juta dosis.
(Kompas.com / Danur Lambang Pristiandaru)