Maluku Terkini

Selain Tehupeiory, Berikut Deretan Srikandi Atlet Maluku yang Pernah Mengharumkan Indonesia

Salah satu penerus tradisi itu adalah pelari putri Alvin Tehupeiory, yang menjadi satu-satunya atlit Maluku pada ajang olimpiade Tokyo 2020.

Courtessy / Instagram @Alvina Tehupeiory
AMBON: Alvin Tehupeiory, Atlet Maluku yang mengharumkan nama bumi raja-raja ke kancah internasional dengan mencatatkan namanya sebagai peserta pada olympiade 2020 di Tokyo Jepang. 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Dedy Azis

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Dunia atletik Indonesia tidak bisa lepas dari Tanah Maluku. Tak sedikit prestasi prestisius lahir dari para atlet yang berasal dari Provinsi yang dijuluki negeri raja-raja tersebut.

Salah satu penerus tradisi itu adalah pelari putri Alvin Tehupeiory, yang menjadi satu-satunya atlit Maluku pada ajang olimpiade Tokyo 2020 yang tengah digelar saat ini.

Meskipun belum memberikan hasil yang maksimal, namun Tehupeiory telah mencatatkan namanya pada sejarah olahraga di kancah internasional.

Baca juga: INFO Gelombang Seminggu Kedepan Mulai Sabtu 31 Juli 2021: Waspada Perairan Yos Sudarso Capai 4 Meter

Namun siapa sangka, sebelum Tehupeiory, terdapat sederet nama pelari bermarga Maluku yang pernah mengharumkan nama Indonesia, baik di tingkat Asean maupun di olimpiade.

Berikut adalah sederet nama tersebut pelari asal Maluku;

1. Emma Tahapary

Wanita kelahiran 1961 ini pernah mengikuti olimpiade Los Angeles, dan sampai pada babak semifinal. Saat ini, tercatat sebagai pemegang dua rekor nasional.

Rekor pertama pada nomor lari 400 meter, Emma mencatat waktu 54,2 detik. Rekornas tersebut dipecahkan di Manila, 1 Desember 1984. Artinya, sudah 35 tahun rekor tersebut belum terpecahkan sampai sekarang.

2. Henny Maspaitella

Dilahirkan dalam keluarga olahragawan, Henny Maspaitella menemukan kecintaannya pada dunia atletik, sejak kecil. Wanita berdarah Ambon, kelahiran 8 Januari 1964 ini merupakan mantan atlet nasional pelari putri.

Henny Maspaitella adalah pemegang rekor lari 100 meter sejak 1985. Henny mencetak rekornas 100 meter di tahun 1985, catatan waktunya 11,62 detik. Baru pada tahun 1999, rekor Henny dipecahkan Irene Truitje Yoseph dengan waktu 11,56 detik.

Kini Henny bukan lagi sebagai atlet, namun pelatih atletik cabang lari. Henny pun sukses membawa anak asuhnya, atlet Serafi Unani Unalies dan Franklin Burumi, meraih medali emas di SEA Games XXVI Palembang 2011.

3. Irene Joseph

Perempuan kelahiran Oktober 1981 ini merupakan salah satu sprinter Maluku yang berlaga di olimpiade musim panas 2000 pada cabang olahraga atletik di nomor 100 meter putri.

Perempuan asal Ambon ini berhasil memecahkan rekor nasional pada lari jarak pendek dengan catatan waktu 12.04 detik. Irene juga berhasil mendapatkan medali perunggu di perhelatan SEA Games 2007 di Thailand, dengan menempuh waktu 11.77 detik.

4. Caroline Rieuwpassa

Carolina “Nina” Rieuwpassa, merupakan wanita berdarah Maluku pertama yang mewakili Indonesia di dua ajang olimpiade, yakni Olimpiade Muenchen, Jerman Barat, 1972, dan Olimpiade Montreal, Kanada 1976.

Pada Olimpiade Muenchen, hanya ada 6 atlit Indonesia yang tampil, termasuk Nina. Begitu juga di olimpiade Montreal, Kanada, hanya ada 7 atlit Indonesia.

Perempuan kelahiran 1949 yang kini menghabiskan masa pensiun di Kota Makassar ini mengukir rekor pada lima nomor yakni 100 meter, 200 meter, 400 meter, dan dua nomor estafet 4 x 100 meter, dan 4 x 100 meter.

5. Willy Tomasoa

Willy, merupakan sprinter Maluku pertama yang berhasil meraih medali emas PON III pada nomor lari 100 meter. Willy juga menjadi peserta Ganefo Games 1963 yang berhasil meraih dua medali, yakni medali perunggu nomor 200 meter, dan medali perak 4 x 100 meter.

Willy pernah mencatat waktu 26.8 detik pada nomor lari 200 meter puteri. Ia berada di belakang pelari Korea Sin Kim-dan (23.5) dan Tiongkok Chin Yihing (25.8).

Sedangkan pada nomor estafet 4 x 100 meter puteri, Willy memperkuat kwartet Indonesia. Ia berlari bergantian dengan tiga pelari lain yakni Ernawati, Souratmi, dan W. Machwijar.

Willy dan kawan-kawan meraih medali perak dengan catatan waktu 50.5 detik, di belakang Tiongkok yang meraih medali emas dengan waktu 48.2 detik.

Dunia olahraga internasional kini telah menjelma menjadi panggung ekspresi kecintaan seorang atlit kepada negara dan tanah kelahirannya.

Prestasi yang diraih Alvin Tehupeiory dan senior-seniornya sepatutnya menjadi percontohan bagi pemuda-pemudi bumi raja-raja.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved