Relokasi Pasar Mardika
Pasar Mardika Rencananya Dipercantik, Saat Direlokasi, Pedagang Enggan Pindah ke Pasar Apung
Proyek revitalisasi Pasar Mardika Kota Ambon, segera dimulai. Sebagian pedagang pun sudah direlokasi.
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Ridwan Tuasamu
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Proyek revitalisasi Pasar Mardika Kota Ambon, segera dimulai.
Sebagian pedagang pun sudah direlokasi ke Pasar Apung.
Namun, karena sepih, sejumlah pedagang memilih jualan di tepi jalan, dekat pasar lama.
Sementara itu, pedagang yang sudah bersiap pindah, belum juga membuka lapaknya dikarenakan tidak ada aliran listrik.
Pantauan TribunAmbon.com di lokasi, hanya ada sekitar 15 lapak yang buka, itupun rata-rata berjualan aksesoris handphone.
Baca juga: Kejari Buru Segera Tetapkan Tersangka Timbunan Fiktif dan Tambatan Perahu Namrole
Menurut pedagang di sana, tanpa aliran listrik mereka tidak mungkin bisa berjualan karena kondisi yang gelap.
"Listrik tidak ada, semuanya jadi tanggung jawab kita," kata Ida, salah satu pedagang pakaian kepada TribunAmbon.com, Kamis (29/7/2021).
Lanjutnya, dia dan beberapa rekan sesama pedagang sudah mengunjungi PLN dan mengurus sendiri pemasangan listrik.
Namun, mereka masih harus menunggu karena PLN memberikan syarat minimal 60 meteran baru bisa dilakukan pemasangan sekaligus.
Dia mengakui mengajukan pemasangan instalasi listrik sebesar 900 Watt dengan biaya Rp. 1,2 juta rupiah.
"Sudah sebulan belum jualan, tidak ada pemasukan," keluhnya
Dia mengatakan, sudah mengeluarkan banyak uang namun belum mendapatkan pemasukan sama sekali karena belum buka.
Belum lagi biaya renovasi yang dikeluarkan karena mendapat tempat yang tidak layak untuk menjajakkan jualan jenis pakaian.
Kini para pedagang yang dipindahkan dari gedung putih tersebut hanya bisa menunggu dan berharap listrik mereka bisa segera dipasang.
Sepi Pembeli
Sejumlah pedagang mengaku sepi pembeli saat pindah ke Pasar Apung.
Salah satu pedagang, Rina, yang menjajakan jilbab mengakui selama sebulan membuka lapak tidak satupun dagangannya yang laku.
Jangankan untuk laku, dia mengatakan bahkan lapaknya tidak pernah dilewati oleh warga selain sesama pedagang di sana.
"Belum ada sama sekali sejak pindah kesini," kata Rina kepada TribunAmbon.com, Jum'at (30/7/2021).
Lanjutnya, dia menyebut kondisi yang dialami saat ini sangat berbeda jauh dengan saat berada di Gedung Putih.
Pasalnya, sebagian besar masyarakat Kota Ambon sudah mengetahui lokasi gedung putih dibandingkan Pasar Apung yang mereka tempati sekarang.
"Tempatnya juga kecil sekali dibandingkan sebelumnya," keluhnya
Keluhan yang pedagang utarakan bukan tanpa alasan, lapak yang mereka sewa dengan harga Rp 3 juta tersebut hanya berukuran 1,5 meter persegi.
Belum ramainya pedagang yang berjualan di situ juga menjadi faktor pembeli enggan untuk datang berbelanja di sana.
Pantauan TribunAmbon.com, Jumat siang, sepanjang blok tersebut hanya ada dua lapak yang buka.
Sedangkan secara keseluruhan baru sekitar 15 pedagang yang memilih berjualan di Pasar Apung Mardika itu.
Diketahui, pasar apung merupakan tempat yang disediakan pemerintah sebagai kawasan relokasi bagi para pedagang yang menempati gedung putih Mardika sebelumnya.
Dia berharap, kawasan itu bisa segera ramai agar para pedagang bisa tetap bertahan hidup ditengah kondisi ekonomi saat ini
Untuk mendapatkan lapak di pasar apung, pedagang diwajibkan membayar uang sewa sebanyak Rp 2 juta hingga Rp 4 juta agar bisa berjualan.
Dipenuhi Sampah
Sejumlah sampah juga masih berserakan di bibir Pantai Mardika yang di atasnya berdiri Pasar Apung sebagai tempat berjualan pedagang.
Sampah yang menghiasi sepanjang bibir pantai itu membuat kondisi pasar apung terlihat tidak steril dan kurang nyaman dilewati.
Menurut sebagian pedagang yang menempati pasar tersebut, sampah kebanyakan berasal akibat sapuan air laut.
"Mungkin sampah dari laut, terbawa kesini," kata Ahmad kepada TribunAmbon.com, Jum'at (30/7/2021).
Dia bersama beberapa pedagang lainnya menyesalkan karena tidak ada tindak lanjut dari dinas terkait untuk menyelesaikan masalah ini.
Sampah-sampah tersebut menurutnya sangat menggangu dan bisa menimbulkan berbagai penyakit bagi pedagang maupun pembeli.
"Terlalu banyak masalah di tempat baru ini," ungkapnya
Lanjutnya, semenjak pindah ke sana dia mendapatkan banyak masalah mulai dari lapak yang kecil, kawasan kotor hingga tidak adanya aliran listrik.
Berbagai macam kendala tersebut membuat hingga saat ini para pedagang belum bisa mulai menjajakkan barang dagangannya.
Dia menyebut pemerintah tidak perduli dengan nasib mereka dan hanya mementingkan urusan yang lain.
Pasalnya, jarang sekali pihak pemerintah datang melihat keadaan pedagang disana semenjak mereka pindah bulan Juni lalu.
Sebelumnya, para pedagang ini berjualan di gedung putih Mardika, namun karena alasan revitalisasi mereka akhirnya direlokasi ke pasar apung.
Ditempat barunya, mereka diwajibkan membayar sejumlah uang yakni dari Rp 2 juta hingga Rp 4 juta untuk biaya sewa lapak yang dinilai tidak layak karena kotor dan kecil.
Diketahui, terdapat 336 pedagang eks gedung putih yang memilih pindah ke pasar apung setelah pembongkaran yang dilakukan hampir sebulan lalu.
Tetapi karena kondisi tempat yang tidak layak, hampir keseluruhan pedagang harus merogoh kocek lebih besar lagi untuk biaya renovasi.
Sebagian yang lain enggan pindah ke Pasar Apung lantran keadaan pasar tersebut.
Bertahan di Pasar Mardika
Pedagang diminta untuk segera mengosongkan lokasi bekas Gedung Putih menjelang pengumuman pemenang tender revitalisasi.
Saat ini masih terdapat sejumlah pedagang yang berjualan disekitar reruntuhan pembongkaran gedung putih Mardika.
Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Ambon, Jhon Slarmanat, pembangunan akan segera dimulai.
"Pedagang harap kosongkan tempat itu, pembangunan akan dimulai," kata Slarmanat kepada TribunAmbon.com melalui sambungan telepon, Jum'at (30/7/2021).
Dia berharap, para pedagang yang menjajakan dagangan dengan payung seadanya itu tidak membuat kios darurat lagi.
Selain itu, para pedagang juga diminta untuk segera pindah ke tempat yang sudah disiapkan oleh pemerintah.
Pasalnya dalam sebulan terakhir, sejumlah pedagang lebih memilih menjual dagangannya di lokasi tersebut karena Pasar Apung masih sepi pengunjung.
"Prosedurnya kita selesaikan dulu baru diumumkan," ungkapnya
Menurutnya, ada beberapa prosedur yang harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum mengumumkan pemenang tender.
Namun, pihaknya berencana akan mengumumkan pemenang tersebut dipertengahan bulan Agustus mendatang.
Diketahui, pemenang tender proyek revitalisasi tersebut akan melakukan perombakan dengan membangun gedung putih menjadi pasar modern berlantai empat untuk ditempati kembali oleh para pedagang. (*)