Ambon Hari Ini
Bikin Online Shop Jual Baju Bekas, Mahasiswa Unpatti Ambon Raup Untung Jutaan Tiap Bulan
Koleksi baju bekas dari thrift shop dan preloved belakangan sedang menjadi tren.
Penulis: Jenderal Louis MR | Editor: Salama Picalouhata
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Dedy Azis
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Koleksi baju bekas dari thrift shop dan preloved belakangan sedang menjadi tren.
Di Kota Ambon, usaha menjual baju bekas sudah ada sejak tahun 80-an hingga saat ini.
Biasanya, para penjual memasok baju bekas dari luar negeri untuk kemudian dijajakan di Pasar Mardika, Kota Ambon.
Namun, seiring perkembangan teknologi, kini usaha baju bekas, atau biasa disebut cakar bongkar itu kini merambah bisnis online.
Salah satunya ialah akun Instagram
Baca juga: Persiapan Belum Maksimal, Wisuda Online Perdana IAIN Ambon Ditunda
Baca juga: Hadapi Covid-19, Murad Ismail Ajak Masyarakat Maluku Tingkatkan Iman, Aman dan Imun
@Guludug.id yang aktif menjual pakaian bekas layak pakai sejak awal 2021 lalu.
Pemiliknya adalah seorang mahasiswi Universitas Pattimura, Siska Agustin.
Kepada TribunAmbon.com, Siska membagikan ceritanya berjualan pakaian bekas via online.
Siska mengaku, dirinya menyukai pakaian bekas sejak lama.
Selain murah, merek yang didapatnya pun terbilang cukup terkenal.
"Sebenarnya saya suka sekali dengan yang namanya thrift. karena harga murah tapi branded dan juga bisa mengurangi sampah tekstil di bumi," ujar Siska kepada TribunAmbon.com, Senin (26/7/2021) siang.
Siska mengaku, teman-temannya pun tertarik dengan baju yang dimilikinya, mereka bertanya dimana Siska membelinya.
Hal itupun membuatnya terpikirkan untuk membuat bisnis baju bekasnya sendiri dan dipasarkan via online.
"Teman-teman suka pada nanya beli baju di mana, suka dengan style yang saya pake waktu itu. Nah kepikiran lah buat buka guludug.id," kata dia.
Bisnisnya dimulai dengan mencari paket baju bekas dari luar Ambon.
Namun karena biaya pengiriman yang mahal, ia tak mendapatkan keuntungan apapun.
"Awal rintisnya ya saya cari paketan dulu dari luar ambon itu awalnya tapi kok nggak ada untung malah saya yang rugi karna biaya ekspedisinya juga mahal waktu itu," ucapnya.
Hingga akhirnya dengan modal Rp. 500 ribu, dia bisa menemukan seorang pedagang di pasar Mardika yang bisa diajaknya untuk bekerjasama.
"Ada satu toko yang mau kerjasama untuk patungan paket gitu. Waktu itu modal awal saya Rp.500 ribuan," tandasnya.
Saat ini Siska mengaku telah mendapat keuntungan bersih sebesar Rp. 1 juta setiap bulannya.
Akun Instagram @guludug.id pun semakin hari selalu bertambah pengikutnya .(*)