Kuti Kata Maluku

Kuti Kata; Pikir Eso Lusa Lai

Simpang apa yang patut, par jaga-jaga lai" (=simpanlah apa yang dapat disimpan sebagai perbekalan/persediaan).

Editor: Fandi Wattimena
Sumber; Pdt. Elifas Tomix Maspaitella
Belajar bersama anak-anak 

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - "Jang makang warmus macang eso dunya linyap" (=jangan habiskan semua makanan seakan besok itu mau kiamat).

"Simpang apa yang patut, par jaga-jaga lai" (=simpanlah apa yang dapat disimpan sebagai perbekalan/persediaan).

"Isi lumbung kas pono" (=masukkan cadangan makanan dalam lumbung hingga penuh), "kas maso jagong dalang drom" (=masukkan jagung kering ke dalam drom/kaleng besar).

Dua pemandangan ini pernah saya lihat di Hertuti Pulau Dai, Maluku Barat Daya.

"Pi siram kuli bia" (=masukkan air laut dalam kulit kerang besar), ini adalah cara orang Luang (P. Luang) dan orang Batu Merah (P. Damer) membuat garam untuk persediaan musim timur dan "biking ikang garang" (=membuat ikan asin), orang Geser dan Gorom (Seram Timur) membuat "ikang julung karing" (=ikan kering).

Orang Teon Nila Serua (TNS) akan memilih membuat "nasua" (=ikan mentah yang diawetkan dengan menambahkan asam cuka dalam bambu/jiregen) sebagai bekal di musim Timur.

Ini semua tindakan "pikir eso lusa lai" (pikirkan hari esok). Tindakan ini bukan sebatas untuk "angka makanang" (=mempersiapkan bahan makanan) melainkan "jaga hidop.

Jaga supaya jang susah" (=memelihara kehidupan agar tidak kesusahan/kelaparan).

Sebab di masa-masa sulit itu "samua orang parlu, samua orang susah" (=semua orang membutuhkan, karena semua orang susah).

Karena itu tindakan "pikir eso lusa lai" bermakna sosial, bersifat terbuka, dalam arti:

Satu, "bisa par tulung orang laeng lai" (=bisa untuk membantu orang lain juga).

Jadi yang "katong simpang bukang par makang sandiri, ka makang sambunyi-sambunyi" (=yang kita simpan bukan untuk dimakan sendiri, atau dimakan secara sembunyi-sembunyi agar tidak ada yang tahu), lalu "pura-pura kasiang/miskin" (=berpura-pura sedang susah/miskin).

Dua, "par anana cucu lai" (=demi anak cucu). Ada dua aspek lagi dari istilah ini, yaitu:

Satu: "dong pung bakal eso lusa" (=perbekalan mereka kelak).

Baca juga: Kuti Kata; Sungguh E

Baca juga: Kuti Kata; Jang Dengar

Ini dapat menunjuk pada bahan makanan yang disimpan, tetapi juga "tanang tanamang umur panjang" (=menanami tanaman umur panjang), supaya "eso lusa jang orang makang langsa, dong nganga, la orang nai cengkeh dong pa'asi" (=kelak orang makan langsat, jangan mereka menontonnya, atau ketika orang panen cengkih, mereka memungut buah yang jatuh).

Halaman
12
Sumber: Tribun Ambon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved